REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- PBB mencari dana sebesar 4,3 miliar dolar AS dalam konferensi penggalangan dana untuk Yaman. Perang sipil selama delapan tahun di negara itu mengakibatkan krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) mengatakan lebih dari 21 juta orang atau dua pertiga populasi Yaman membutuhkan pertolongan dan bantuan. OCHA menambahkan kebutuhan kemanusiaan di Yaman "mengejutkan." Sekitar 17 dari dari 21 juta orang masuk kategori kelompok sangat rentan.
Di pertemuan tingkat tinggi yang digelar Swedia, Swiss dan PBB di Palais des Nations di Jenewa, Senin (27/2/2023) Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres akan mengungkapkan situasi kemanusiaan mengerikan di negara termiskin di Arab pada pendonor.
Permintaan 4,3 miliar dolar hampir dua kali lipat dari yang diterima PBB untuk program kemanusiaan di Yaman tahun 2022 yang sebesar 2,2 miliar dolar. Tahun lalu target dana PBB untuk program itu sebesar 4,7 miliar dolar.
Pertemuan ini digelar saat perekonomian dunia masih diguncang invasi Rusia ke Ukraina. Selama satu tahun terakhir inflasi di seluruh dunia menaik drastis, memaksa banyak negara fokus memenuhi kebutuhan rakyatnya sendiri dulu.
Konflik di Yaman mulai pada tahun 2014 ketika pemberontak yang didukung Iran, Houthi, mengepung Ibukota Sanaa dan sebagian besar di utara Yaman. Satu bulan kemudian koalisi yang dipimpin Arab Saudi menggelar intervensi dan mencoba membubarkan pemberontak dan mengembalikan kekuasaan pada pemerintah yang diakui masyarakat internasional.
Beberapa tahun terakhir perang yang telah menewaskan 150 ribu orang termasuk 14.500 orang sipil itu telah menjadi perang proksi antara dua negara paling berpengaruh di kawasan. Perang juga menciptakan krisis kemanusiaan mengerikan, mengakibatkan jutaan orang mengalami kelangkaan pangan dan obat-obatan dan mendorong Yaman menuju jurang kelaparan.
Pertemuan penggalangan dana ini juga digelar saat kedua belah pihak berkonflik sedang mengamati gencatan senjata informal dan rapuh. Terdapat upaya untuk mendeklarasikan perjanjian gencatan senjata baru usai pihak-pihak yang bertikai gagal memperpanjang gencatan senjata yang ditengahi PBB bulan Oktober lalu.
Gencatan senjata yang berlaku pada bulan April memberikan sedikit kelegaan bagi warga Yaman, terutama di wilayah-wilayah yang dikuasai Houthi. Pelabuhan Hodeida dan bandara Sanaa dapat membuka kembali lalu lintasnya.