REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Istana Kremlin mengatakan pada Selasa (28/3/2023), terdapat pesawat tanpa awak atau drone diluncurkan oleh Ukraina terbang jauh ke dalam wilayah Rusia. Drone itu berada dalam jarak 100 kilometer dari Moskow.
Presiden Rusia Vladimir Putin pun langsung memerintahkan peningkatan perlindungan di perbatasan. Meskipun Putin tidak merujuk pada serangan spesifik apa pun dalam pidatonya di ibu kota Rusia, komentarnya muncul beberapa jam setelah drone menargetkan beberapa wilayah di Rusia selatan dan barat.
Pihak berwenang menutup wilayah udara di atas St Petersburg sebagai tanggapan atas apa yang dikatakan beberapa laporan sebagai drone.
Menurut menurut otoritas Rusia setempat, serangan pesawat tak berawak menargetkan wilayah di dalam Rusia di sepanjang perbatasan dengan Ukraina dan lebih dalam ke negara itu. Gubernur wilayah di sekitar ibu kota Rusia Andrei Vorobyov mengatakan dalam sebuah pernyataan daring, sebuah drone jatuh di dekat desa Gubastovo, kurang dari 100 kilometer dari Moskow.
Drone itu tidak menyebabkan kerusakan apa pun, tetapi kemungkinan menargetkan objek infrastruktur sipil. Gambar menunjukan drone itu merupakan model kecil buatan Ukraina dengan jangkauan yang dilaporkan hingga 800 kilometer. Hanya saja alat ini tidak memiliki kapasitas untuk membawa bahan peledak dalam jumlah besar.
Pasukan Rusia pun telah menembak jatuh drone Ukraina lainnya di atas wilayah Bryansk pada Selasa pagi. Tiga drone juga menargetkan wilayah Belgorod Rusia pada Senin (27/2/2023) malam, dengan satu terbang melalui jendela apartemen di ibu kota. Gubernur Regional Belgorod Vyacheslav Gladkov mengatakan drone menyebabkan kerusakan kecil pada bangunan dan mobil.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan Ukraina menggunakan drone untuk menyerang fasilitas di wilayah Krasnodar dan Adygea yang berdekatan. Pesawat tanpa awak ini dijatuhkan oleh aset peperangan elektronik. Salah satu dari drone ini menabrak lapangan dan yang lain dialihkan dari jalur penerbangannya dan melewatkan fasilitas yang seharusnya diserang.
Kantor berita pemerintah Rusia RIA Novosti melaporkan kebakaran di fasilitas minyak. Beberapa laporan Rusia lainnya mengatakan bahwa dua drone meledak di dekatnya.
Sementara serangan pesawat tak berawak Ukraina di wilayah perbatasan Rusia di Bryansk dan Belgorod telah menjadi kejadian biasa, serangan lain mencerminkan upaya yang lebih ambisius. Beberapa komentator Rusia menggambarkan serangan pesawat tak berawak sebagai upaya Ukraina untuk menunjukkan kemampuannya menyerang jauh di belakang garis perbatasan.
Langkah terbaru ini memicu ketegangan di Rusia dan menggalang opini publik Ukraina. Beberapa blogger perang Rusia menggambarkan pengerahan itu sebagai kemungkinan latihan untuk serangan yang lebih besar dan lebih ambisius.
“Serangan drone yang meledak pada sasaran di belakang garis kami akan menjadi bagian dari serangan itu,” Andrei Medvedev yang merupakan komentator di televisi negara Rusia yang menjabat sebagai wakil ketua legislatif kota Moskow dan menjalankan blog populer tentang perang.
Medvedev memperingatkan bahwa serangan pesawat tak berawak bisa menjadi pendahulu untuk serangan yang lebih luas di Rusia yang dapat menyertai upaya Ukraina untuk melancarkan serangan balasan. Ukraina dinilai dapat mencoba memperluas jangkauan dronenya.
Tahun lalu, pihak berwenang Rusia berulang kali melaporkan menembak jatuh drone Ukraina di wilayah yang dianeksasi Krimea. Pada Desember, militer Rusia mengatakan, Ukraina menggunakan drone untuk menyerang dua pangkalan pembom jarak jauh jauh di dalam wilayah Rusia.
Selain pengerahan drone, dalam perkembangan lain yang memicu ketegangan di seluruh Rusia pada Selasa, alarm serangan udara mengganggu program beberapa saluran televisi dan stasiun radio di beberapa daerah. Kementerian Darurat Rusia mengatakan, pengumuman itu adalah tipuan yang dihasilkan dari peretasan server stasiun radio dan saluran televisi di beberapa wilayah negara.