Kamis 02 Mar 2023 10:23 WIB

Perdagangan China Mulai Tumbuh Kembali Setelah Pembatasan Covid-19 Dicabut

Belanja konsumen Cina meningkat.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Orang-orang yang memakai masker berjalan melalui pusat perbelanjaan terbuka yang dibuka kembali di Beijing, Minggu, 4 Desember 2022.
Foto: AP Photo/Andy Wong
Orang-orang yang memakai masker berjalan melalui pusat perbelanjaan terbuka yang dibuka kembali di Beijing, Minggu, 4 Desember 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Perusahaan-perusahaan konsumen dan barang-barang mewah top dunia telah melihat penjualan segala sesuatu mulai tumbuh di Cina. Kenaikan ini imbas dari keputusan pemerintah mengakhiri pembatasan Covid19 yang ketat.

Komentar optimis muncul dari Reckitt Benckiser, pembuat Nivea Beiersdorf, Moncler, dan Puma pada Rabu (1/3/2023). Data menunjukkan sektor pabrik Cina tumbuh pada Februari, dengan laju tercepat dalam lebih dari satu dekade.

Baca Juga

Kepala Eksekutif Beiersdorf Vincent Warnery mengatakan, perusahaan telah melihat tanda-tanda pertama pemulihan di Cina dan bisnis ritel perjalanan global. Kondisi ini didorong oleh pembukaan kembali negara tersebut.

"Setelah Januari yang sangat bergejolak, dengan lalu lintas yang masih sangat dipengaruhi oleh pelepasan pembatasan Covid pada Desember, kami melihat perputaran yang jelas dalam penjualan ritel mulai Februari," kata Warnery dalam pengarahan kepada para analis.

"Cina kembali tumbuh, tidak hanya daring tetapi juga secara fisik," ujar Warnery.

Warnery mengatakan pertumbuhan La Prairie premium dan rangkaian perawatan kulit Eucerin dan Nivea yang lebih murah kemungkinan besar didorong oleh permintaan Cina. Pariwisata dari Cina membantu penjualan di negara tetangga Makau, Hong Kong, Taiwan, dan bahkan Jepang.

Para eksekutif pembuat pasta gigi AS Colgate-Palmolive Co pekan lalu mengatakan di sebuah konferensi industri, bahwa kondisi di Cina kembali ke tingkat pra-pandemi dan mengharapkan peningkatan yang kuat dalam beberapa bulan mendatang.  "Paruh kedua tahun ini akan jauh lebih baik," kata Eksekutif Pemasaran untuk wilayah Asia-Pasifik Colgate Yves Briantais.

Kepala Keuangan Procter & Gamble Co Andre Schulten dengan hati-hati mengawasi lini perawatan kulit SK-II kelas atas saat Cina dibuka kembali. Cina adalah pasar terbesar kedua bagi perusahan tersebut.

Perusahaan kelas atas AS termasuk pembuat tas Coach Tapestry Inc  dan Ralph Lauren Corp baru-baru ini mengatakan, permintaan mulai meningkat di Cina. "Kami tentu saja telah melihat perubahan tren yang berarti di Cina," kata Chief Financial Officer Tapestry Scott Roe bulan lalu.

Sementara eksekutif Ralph Lauren mengatakan mereka melihat lalu lintas di toko fisiknya melonjak. "Kami berharap Cina akan kembali dengan tangguh pada kuartal ini," kata kepala operasi Ralph Lauren Jane Nielsen.

Penjualan yang tangguh di Cina akan melegakan perusahaan yang berjuang dengan biaya energi dan upah yang lebih tinggi, terutama di Eropa. Kondisi ini bersamaan dengan kenaikan harga makanan, energi, dan sewa memaksa konsumen untuk lebih memilih barang yang akan dibeli.

Tanda-tanda yang lebih kuat bahwa pabrik-pabrik Cina pulih setelah pembatasan Covid-19 dicabut akhir tahun lalu. Pengecer AS Walmart Inc yang mengoperasikan hampir 400 toko eceran dan grosir di Cina melaporkan lalu lintas yang kuat di tokonya sejak dibuka kembali.

"Kami telah melihat orang-orang kembali lebih banyak ke toko, seperti yang Anda harapkan, dan juga ingin merayakan acara," kata CEO Walmart International Judith McKenna pada pekan lalu.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement