REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Kebakaran di permukiman pengungsi Rohingya di Bangladesh menghancurkan rumah-rumah. Langit di atas pemukiman itu juga gelap oleh asap hitam sebelum api berhasil dikendalikan.
Kebakaran terjadi di Camp 11 di Cox's Bazar, distrik perbatasan, diman lebih dari satu juta pengungsi Rohingya tinggal. Sebagian besar pengungsi merupakan warga Myanmar yang melarikan diri dari tindakan keras militer pada tahun 2017, dan kebakaran ini membuat beberapa diantara mereka kembali menjadi tuna wisma.
"Saat ini kami belum mengestimasi kerusakan tapi tidak ada laporan adanya korban jiwa," kata inspektur polisi di Cox's Bazar Rafiqul Islam, Ahad (5/3/2023).
Ia menambahkan kebakaran sudah berhasil dikendalikan dan pejabat tinggi kepolisian, pemadam kebakaran dan departemen bantuan pengungsi sudah di lokasi kejadian. Polisi setempat Faruque Ahmad mengatakan penyebab kebakaran belum diketahui.
Tidak ada polisi yang memberikan perkiraan jumlah rumah yang hancur terbakar. "Saya tidak bisa menyelamatkan apa-apa, semua terbakar menjadi abu, banyak yang kehilangan rumah, saya tidak tahu apa yang akan terjadi pada kami," kata salah satu pengungsi Selim Ullah.
"Saat kami di Myanmar kami menghadapi banyak masalah, rumah kami terbakar habis, kini terjadi lagi," tambah ayah enam anak itu.
Pemukiman pengungsi di Cox's Bazar rentan pada kebakaran. Kebakaran besar pada Maret 2021 lalu menewaskan setidaknya 15 orang pengungsi dan menghancurkan lebih dari 1.000 rumah.