REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Kremlin mengatakan pada Selasa (7/3/2023) bahwa mereka tidak mengakui batasan harga yang diterapkan oleh negara-negara Barat pada ekspor minyaknya, setelah Amerika Serikat mengklaim bahwa batasan tersebut "bekerja dengan baik".
Washington adalah salah satu arsitek utama dari pembatasan harga Barat atas minyak Rusia. Pembatasan itu bertujuan untuk menurunkan pendapatan Moskow yang digunakan untuk mendanai invasi ke Ukraina.
"Kami tidak dan tidak akan mengakui batasan apa pun. Kami bekerja agar sistem ini tidak merugikan kepentingan kami sendiri," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan.
Perekonomian Rusia telah terbukti sangat tangguh dalam menghadapi sanksi Barat yang keras, tetapi batasan harga telah memperumit upayanya untuk menjual minyak secara global.
Moskow, yang menyumbang sekitar 10 persen dari pasokan minyak global, mengatakan bulan lalu akan memangkas produksi sebesar 500.000 barel per hari pada Maret sebagai tanggapan atas pembatasan harga.
Para pejabat AS berpendapat bahwa batas harga berhasil, karena campuran minyak Ural Rusia - minyak acuan ekspor Moskow - dijual dengan diskon besar terhadap harga acuan minyak internasional Brent.
"Saya pikir keindahan dari proses ini adalah berhasil dan bahwa minyak Rusia dan produk Rusia diperdagangkan di bawah batas harga," kata Utusan Energi AS Amos Hochstein.