Ahad 19 Mar 2023 06:23 WIB

Kesepakatan Biji-bijian Kembali Diperpanjang

PBB mendorong pepanjangan pengiriman selama 120 hari, sementara Rusia 60 hari.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Kapal kargo berlabuh di Laut Hitam menunggu untuk menyeberangi selat Bosporus di Istanbul, Turki, Kamis, 17 November 2022. Kesepakatan Black Sea Grain Initiative kembali diperbarui sebelum masa berlaku periode kedua berakhir pada 18 Maret 2023.
Foto:

Kondisi itu yang membuat Rusia hanya akan memperpanjang kesepakatan hingga 18 Mei saja. “Jika Brussel, Washington, dan London benar-benar tertarik untuk melanjutkan ekspor makanan dari Ukraina melalui koridor kemanusiaan maritim, maka mereka memiliki waktu dua bulan untuk membebaskan seluruh rantai operasi yang menyertai sektor pertanian Rusia dari sanksi mereka,” kata Nebenzia.

“Jika tidak, kami gagal memahami bagaimana konsep paket sekretaris jenderal PBB akan bekerja melalui kesepakatan sederhana ini," ujarnya.

Komite Penyelamatan Internasional menyatakan kekecewaannya pada atas kesepakatan yang hanya akan berjalan 60 hari. Badan itu menekankan, negara-negara di Afrika Timur khususnya akan memasuki musim biji-bijian buruk pada saat berakhirnya Mei.

Badan ini mencontohkan dengan Somalia yang menerima lebih dari 90 persen biji-bijiannya dari Ukraina. Sedangkan negara ini dilanda kekeringan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan di ambang kelaparan.

Juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Stephane Dujarric, mengatakan bahwa sekitar 28 juta ton biji-bijian dan bahan makanan telah berpindah ke 45 negara di bawah prakarsa tersebut. Perjanjian Black Sea Grain Initiative membantu menurunkan harga pangan global dan menstabilkan pasar.

“Kami tetap berkomitmen kuat pada kedua perjanjian, dan kami mendesak semua pihak untuk melipatgandakan upaya mereka untuk mengimplementasikannya sepenuhnya,” kata Dujarric.

Perang di Ukraina membuat harga pangan melonjak ke rekor tertinggi tahun lalu. Kesulitan pengiriman pasokan ini membantu berkontribusi pada krisis pangan global yang juga terkait dengan efek pandemi Covid-19 dan faktor iklim seperti kekeringan.

 

Gangguan pengiriman biji-bijian yang dibutuhkan untuk makanan pokok di tempat-tempat seperti Mesir, Lebanon, dan Nigeria memperburuk tantangan ekonomi dan membantu mendorong jutaan orang lagi ke dalam kemiskinan atau kerawanan pangan. Orang-orang di negara berkembang menghabiskan lebih banyak uang mereka untuk hal-hal mendasar seperti makanan. PBB menyatakan, krisis menyebabkan sekitar 345 juta orang menghadapi kerawanan pangan.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement