Kamis 23 Mar 2023 11:13 WIB

CEO TikTok: ByteDance Bukan Agen Cina

Tuduhan AS terhadao ByteDance yang berhubungan dengan Cina dinilai tidak berdasar.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Friska Yolandha
Logo aplikasi TikTok ditampilkan di ponsel di Randers, Denmark, 28 Februari 2023. Parlemen Denmark mengumumkan pada Selasa (28/2/2023).bahwa mereka telah meminta anggota parlemen dan seluruh stafnya untuk menghapus aplikasi TikTok dari ponsel kantor mereka karena
Foto: EPA-EFE/Bo Amstrup
Logo aplikasi TikTok ditampilkan di ponsel di Randers, Denmark, 28 Februari 2023. Parlemen Denmark mengumumkan pada Selasa (28/2/2023).bahwa mereka telah meminta anggota parlemen dan seluruh stafnya untuk menghapus aplikasi TikTok dari ponsel kantor mereka karena

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CEO TikTok Shou Chew memberi tahu anggota parlemen Amerika Serikat (AS) ada banyak kesalahpahaman tentang aplikasi dan pelarangannya yang akan merusak ekonomi negara. Dia juga berencana memberi tahu tuduhan tentang perusahaan induk ByteDance dan hubungannya dengan pemerintah Cina tidak berdasar.

“Izinkan saya menyatakan ini dengan tegas bahwa ByteDance bukan agen China atau negara lain mana pun,” kata Chew dalam sambutan tertulis yang dirilis oleh Komite Energi dan Perdagangan DPR menjelang sidang pada Kamis.

Baca Juga

Pejabat AS belum lama ini memberi tahu bahwa TikTok dapat dilarang di AS jika ByteDance tidak melepaskan diri dari perusahaan. Anggota dari kedua partai telah mendukung Rancangan Undang-Undang (RUU) yang akan memberdayakan Presiden Joe Biden dan pejabat lainnya dalam pemerintahannya untuk melarang aplikasi tersebut.

Dilansir Engadget, Kamis (23/3/2023), sebagian besar kesaksian tertulis Chew mirip dengan argumen yang telah dibuat TikTok selama bertahun-tahun. Dia merinci fitur keamanan aplikasi, terutama yang ditujukan untuk remaja dan Proyek Texas, upaya miliaran dolar TikTok untuk mengunci data pengguna AS.

“Awal bulan ini, kami memulai proses menghapus riwayat data pengguna AS yang dilindungi. Kami berharap proses ini akan selesai akhir tahun ini. “Di bawah struktur ini, tidak ada cara bagi pemerintah Cina untuk mengaksesnya atau memaksa akses ke sana,” ujar dia.

Kesaksian tertulis Chew juga mengungkapkan empat mantan karyawan ByteDance menggunakan TikTok untuk mengakses data jurnalis AS. Insiden tersebut yang semakin memicu kekhawatiran anggota parlemen tentang TikTok, dilaporkan telah mendorong penyelidikan Departemen Kehakiman (DOJ).

“Saya mengutuk kesalahan ini dengan sekuat mungkin," tulis Chew, mencatat bahwa perusahaan sedang melakukan penyelidikan dengan firma hukum luar.

Namun, yang paling menonjol adalah komentar Chew tentang Cina. Dia mengatakan tuduhan bahwa TikTok bertanggung jawab kepada pemerintah Cina sama sekali tidak benar dan menggambarkan ByteDance sebagai perusahaan global yang didirikan oleh pengusaha Cina.

Terlepas dari itu, anggota parlemen kemungkinan akan menyelidiki Chew secara mendalam tentang hubungan TikTok dengan ByteDance dan Cina dan apakah perusahaan tersebut dapat dipercaya untuk melindungi pengguna AS. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement