Rabu 29 Mar 2023 16:21 WIB

Saudi Bergabung dengan Organisasi Kerjasama Shanghai

Arab Saudi akan membangun kemitraan jangka panjang dengan Cina

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Kesepakatan damai Arab Saudi dan Iran. Kabinet Arab Saudi menyetujui keputusan untuk bergabung dengan Organisasi Kerjasama Shanghai pada Rabu (29/3/2023). Riyadh membangun kemitraan jangka panjang dengan Beijing usai keterlibatan negara itu dalam membangun kembali hubungan dengan Teheran.
Foto: Dok Istimewa
Kesepakatan damai Arab Saudi dan Iran. Kabinet Arab Saudi menyetujui keputusan untuk bergabung dengan Organisasi Kerjasama Shanghai pada Rabu (29/3/2023). Riyadh membangun kemitraan jangka panjang dengan Beijing usai keterlibatan negara itu dalam membangun kembali hubungan dengan Teheran.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Kabinet Arab Saudi menyetujui keputusan untuk bergabung dengan Organisasi Kerjasama Shanghai pada Rabu (29/3/2023). Riyadh membangun kemitraan jangka panjang dengan Beijing usai keterlibatan negara itu dalam membangun kembali hubungan dengan Teheran.

Laporan kantor berita pemerintah Saudi SPA menyatakan, negara itu telah menyetujui memorandum tentang pemberian kerajaan status mitra dialog di Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO). SCO adalah persatuan politik dan keamanan negara-negara yang tersebar di sebagian besar Eurasia, termasuk Cina, India, dan Rusia.

Kelompok ini dibentuk pada 2001 oleh Rusia, Cina, dan negara-negara bekas Soviet di Asia Tengah. Badan tersebut telah diperluas hingga mencakup India dan Pakistan dengan maksud untuk memainkan peran yang lebih besar sebagai penyeimbang pengaruh Barat di wilayah tersebut. Iran juga menandatangani dokumen untuk keanggotaan penuh tahun lalu.

Sumber mengatakan kepada Reuters menyatakan, niatan bergabung dengan SCO telah dibahas selama kunjungan Presiden Cina Xi Jinping ke Arab Saudi Desember lalu. Status mitra dialog akan menjadi langkah pertama dalam organisasi sebelum memberikan kerajaan keanggotaan penuh dalam jangka menengah.

Keputusan tersebut menyusul pengumuman oleh Saudi Aramco yang meningkatkan investasi multi-miliar dolar di Cina pada Selasa (28/3/2023). Keputusan ini menyelesaikan usaha patungan yang direncanakan di Cina timur laut dan mengakuisisi saham di grup petrokimia yang dikendalikan secara pribadi.

Hubungan Riyadh yang tumbuh dengan Beijing telah meningkatkan kekhawatiran keamanan di Washington, sekutu lamanya. Amerika Serikat mengatakan upaya Cina untuk memberikan pengaruh di seluruh dunia tidak akan mengubah kebijakan AS terhadap Timur Tengah.

Saudi dan negara-negara Teluk lainnya telah menyuarakan keprihatinan tentang penarikan diri dari wilayah tersebut oleh penjamin keamanan utama AS dan telah bergerak untuk mendiversifikasi mitra. Washington mengatakan akan tetap menjadi mitra aktif di wilayah tersebut.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement