Kamis 30 Mar 2023 07:30 WIB

Presiden UEA Tunjuk Anak Sulung Sebagai Putra Mahkota Abu Dhabi

Keputusan ini semakin memusatkan kekuasaan di ibu kota dari federasi UEA.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
 Putra tertua Presiden UEA H.H. Sheikh Khaled bin Mohamed bin Zayed (Tengah), Anggota Dewan Eksekutif Abu Dhabi dan Ketua Kantor Eksekutif Abu Dhabi pergi setelah menghadiri sesi utama KTT Pemerintah Dunia di Teluk emirat Dubai, Uni Emirat Arab, Senin (13/2/2023)
Foto: EPA-EFE/ALI HAIDER
Putra tertua Presiden UEA H.H. Sheikh Khaled bin Mohamed bin Zayed (Tengah), Anggota Dewan Eksekutif Abu Dhabi dan Ketua Kantor Eksekutif Abu Dhabi pergi setelah menghadiri sesi utama KTT Pemerintah Dunia di Teluk emirat Dubai, Uni Emirat Arab, Senin (13/2/2023)

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Presiden Uni Emirat Arab (UEA) Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan (MbZ) telah menunjuk putra sulungnya Sheikh Khaled sebagai putra mahkota Abu Dhabi pada Rabu (29/3/2023). Dia juga menunjuk saudara laki-lakinya untuk peran utama di negara Teluk kaya minyak tersebut. 

MbZ yang menjadi presiden dan penguasa Abu Dhabi tahun lalu menunjuk saudaranya Sheikh Mansour sebagai wakil presiden UEA. Pekerja itu diembannya bersama penguasa Dubai Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum.

Baca Juga

Keputusan ini tampaknya semakin memusatkan kekuasaan di ibu kota  dari federasi UEA yang terdiri tujuh emirat. Dubai adalah pusat bisnis dan pariwisata Teluk.

MbZ menunjuk saudara laki-lakinya yang lain Sheikh Tahnoun bin Zayed Al Nahyan sebagai penasihat keamanan nasional UEA yang mengendalikan kerajaan bisnis yang luas. Sedangkan Hazza bin Zayed Al Nahyan sebagai wakil penguasa Abu Dhabi.

Dalam keputusan terpisah pada Rabu, MbZ menunjuk Sheikh Khaled sebagai kepala dewan eksekutif Abu Dhabi. Tindakan ini merupakan perombakan terbaru di entitas-entitas utama di salah satu investor negara terkaya di dunia.

Awal bulan ini, Sheikh Tahnoun ditunjuk sebagai ketua Otoritas Investasi Abu Dhabi. Sheikh Mansour diangkat sebagai ketua Mubadala, dana kekayaan negara terbesar kedua di Abu Dhabi.

Peneliti di Dewan Eropa untuk Hubungan Luar Negeri Cinzia Bianco menyatakan, dengan menunjuk saudara-saudara untuk peran baru, MbZ dinilai menjaga keseimbangan pembagian kekuasaan. Hanya saja ini berlaku di dalam klan Al Nahyan atau Abu Dhabi.

Pilihan Sheikh Khaled sebagai putra mahkota mencerminkan kecenderungan di sebagian besar monarki Teluk Arab. Mereka akan menuju garis keturunan langsung anak laki-laki atas saudara laki-laki untuk suksesi. 

Abu Dhabi telah memegang kursi kepresidenan sejak berdirinya federasi UEA oleh ayah MbZ pada 1971. MbZ telah mempersiapkan putranya untuk menduduki posisi otoritas dalam keamanan, termasuk intelijen, ekonomi, dan pemerintahan.

MbZ adalah penguasa de facto selama bertahun-tahun sebelum mengambil alih kekuasaan setelah kematian saudaranya Mei tahun lalu. Dia memimpin penataan kembali Timur Tengah ketika UEA dengan Bahrain menjalin hubungan dengan Israel pada 2020 untuk menciptakan poros anti-Iran baru di wilayah tersebut. Meski Abu Dhabi tetap terlibat dengan Teheran untuk menahan ketegangan dengan memperhatikan prioritas ekonomi.

UEA juga memperdalam hubungan dengan Rusia dan Cina. Negara berpenduduk kurang dari 10 juta orang ini membanggakan stabilitas politik dan ekonominya. Ini memiliki salah satu tingkat pendapatan per kapita tertinggi di dunia dan merupakan rumah bagi jutaan pekerja asing yang merupakan bagian terbesar dari angkatan kerja.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement