REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Presiden Suriah Bashar Assad mengganti beberapa menteri Kabinet pada Rabu (29/3/2023). Media pemerintah melaporkan, perombakan kabinet ini dilakukan di tengah kenaikan tajam harga pangan dan memburuknya kondisi ekonomi selama bulan suci Ramadhan.
"Presiden Assad mengganti menteri perminyakan, perdagangan dalam negeri, menteri industri, urusan sosial dan tenaga kerja," dalam laporan Media pemerintah, SANA, Rabu (29/3/2023).
Perekonomian Suriah mencapai titik terendah tahun ini. Kondisi ini semakin parah, sejak awal konflik pada 2011, dengan inflasi yang melonjak, mata uang anjlok, dan kenaikan tajam harga pangan.
Ini adalah hasil dari perang bertahun-tahun, sanksi Barat, korupsi yang meluas, dan kehancuran ekonomi selama tiga tahun di negara tetangga Lebanon.
Pada 6 Februari 2023, gempa bumi besar melanda Turki dan Suriah dan menewaskan lebih dari 50.000 orang, hubungan Damaskus dengan beberapa negara Arab agak membaik dengan bantuan dari seluruh wilayah yang mengalir ke negara yang dilanda perang itu.
Suriah berharap perbaikan hubungan dengan negara-negara teluk Arab yang kaya minyak akan membantu meringankan krisis ekonomi mereka.
Pekan lalu, televisi negara Saudi melaporkan bahwa kerajaan sedang dalam pembicaraan dengan Suriah untuk membuka kembali kedutaannya di negara yang dilanda perang untuk pertama kalinya dalam satu dekade. Negara teluk lainnya termasuk Uni Emirat Arab dan Bahrain membuka kembali kedutaan mereka di Damaskus dalam beberapa tahun terakhir.