Kamis 30 Mar 2023 19:35 WIB

Meksiko Selidiki Tewasnya 39 Imigran  

Para imigran yang terperangkap api menendang jeruji pintu yang terkunci.

Paramedis dan aparat keamanan bekerja di tengah tubuh para migran yang tewas dalam kebakaran di pusat penahanan imigrasi di Ciudad Juarez, Meksiko, Selasa (28/3/2023).
Foto: AP Photo/Christian Chavez
Paramedis dan aparat keamanan bekerja di tengah tubuh para migran yang tewas dalam kebakaran di pusat penahanan imigrasi di Ciudad Juarez, Meksiko, Selasa (28/3/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY -- Delapan penjaga dan pejabat menghadapi kemungkinan dakwaan pembunuhan terkait kebakaran di pusat penahanan imigran Meksiko, di kota perbatasan utara, Ciudad Juarez, yang menewaskan 39 pria imigran.

Jaksa telah mengidentifikasi delapan orang yang mungkin bertanggung jawab atas kematian 39 orang itu. Salah satu jaksa penuntut, Sara Irene Herrerias, mengatakan, penyelidikan untuk mengungkapk adanya kejahatan pembunuhan dan perusakan properti. 

Puluhan imigran dikurung di pusat penahanan imigran tersebut, termasuk saat kebakaran terjadi. Semua korban adalah laki-laki. Sejumlah pejabat mengatakan, tahanan perempuan di pusat penahanan itu dievakuasi dengan aman.

“Tidak ada pegawai atau petugas keamanan yang berinisiatif, mengambil tindakan untuk membuka pintu bagi para imigran yang berada di dalam,” kata Herrerias, Rabu (29/3/2023). Ia merujuk pada kebakaran Senin (27/3/2023).

Jaksa mengidentifikasi dua agen federal, seorang petugas migrasi negara bagian, dan lima anggota perusahaan keamanan swasta yang mungkin bertanggung jawab atas kematian tersebut, kata Menteri Keamanan Rosa Icela Rodriguez pada saat konferensi pers.

Sebuah video pendek yang beredar di media sosial, Selasa, menunjukkan para imigran yang terperangkap api menendang jeruji pintu yang terkunci saat sel mereka dipenuhi asap. Tiga orang berseragam terlihat berjalan melewati sel, tanpa berusaha membuka pintu sel.

“Siapa yang tak membiarkan orang-orang ini keluar? Jelas ada kejahatan serius. Mereka tak mampu membuka gerbang,” kata Rodriguez. Ada protokol darurat dan apakah perusahaan keamanan swasta terlatih dengan baik dengan protokol itu, akan diperiksa.

“Sepertinya penjaga ini tidak memiliki pelatihan apa pun,” katanya. Pihak berwenang yakin insiden kebakaran, yang menewaskan sebagian besar pria dari Guatemala dan negara Amerika Tengah lainnya, dimulai oleh para imigran yang membakar kasur. 

Tindakan itu sebagai protes ketika mereka mengetahui akan dideportasi. Tim penyelamat Ciudad Juarez, layanan paramedis swasta, mencapai gedung pukul 22.05 dan menemukan orang-orang berpakaian militer menarik korban keluar dari unit tahanan pria. 

Frustrasi yang tinggi di Ciudad Juarez sudah terlihat awal bulan ini ketika ratusan imigran yang kebanyakan warga Venezuela mencoba menerobos salah satu jembatan internasional ke El Paso. Mereka medengar desas-desus AS mengizinkan mereka memasuki negara itu.

Namun kenyataannya, menurut Aljazirah, AS justru memblokir upaya mereka. Setelah itu, Wali Kota Ciudad Juarez Cruz Pérez Cuellar mulai berkampanye untuk memberi tahu para imigran untuk bersedia di tampung di penampungan dan tidak boleh mengemis di jalanan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement