Sabtu 01 Apr 2023 06:15 WIB

Ini Hasil Pertemuan Menteri Keuangan dan Bank Sentral ASEAN di Bali

Pertemuan juga menekankan pentingnya kolaborasi antara sektor UMKM dengan keuangan.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Lida Puspaningtyas
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dan Menteri Keuangan Sri Mulyani saat konferensi pers Asean Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting, Jumat (32/3/2023).
Foto: Retno Wulandhari
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dan Menteri Keuangan Sri Mulyani saat konferensi pers Asean Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting, Jumat (32/3/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Rangkaian ASEAN Finance Ministers and Central Bank Governors Meetings (AFMGM) 2023 yang mulai diselenggarakan sejak Selasa (28/3/2023) telah resmi selesai pada Jumat (31/3/2023). Pertemuan tersebut menghasilkan pernyataan bersama yang dapat mendukung perekonomian negara kawasan.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan pernyataan bersama ini mencakup sejumlah inisiatif di sektor keuangan serta mendorong kolaborasi lintas batas. Salah satu poin penting yang disepakati bersama yaitu adanya sinergi antara otoritas keuangan dengan otoritas kesehatan untuk memperkuat kapasitas kesehatan regional.

Baca Juga

"Kedua otoritas diharapkan dapat berkolaborasi membentuk dana darurat yang bisa digunakan negara kawasan untuk menangani kasus-kasus darurat serupa pandemi Covid-19," kata Sri.

Pertemuan juga menekankan pentingnya kolaborasi antara sektor UMKM dengan keuangan digital. Menurut Sri, kolaborasi ini menjadi salah satu prioritas untuk bisa mendukung inklusi keuangan. Di sisi lain, sektor UMKM juga mudah mengakses pembiayaan.

Selain itu, pertemuan juga menghasilkan kesepakatan untuk  meningkatkan promosi atas literasi dan inklusi keuangan digital bagi UMKM di kawasan ASEAN melalui seminar-seminar atau penyelenggaraan dialog tingkat tinggi. Dengan forum itu, para UMKM diharapkan dapat berbagi wawasan, pengalaman serta mengetahui praktik-praktik terbaik.

Tidak hanya itu, pertemuan ini juga sepakat mengusulkan adanya kolaborasi otoritas di sektor pangan untuk memastikan kesejahteraan dan stabilitas kawasan. Menurut Sri, usulan ini akan muncul dalam deklarasi para pemimpin ASEAN untuk meningkatkan ketahanan pangan dan nutrisi.

Para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral juga fokus meningkatkan kerja sama keuangan di sektor perdagangan dan investasi. Kerja sama ini nantinya akan meliputi perjanjian pajak bilateral serta penguatan kerja sama antara bea cukai dan otoritas pajak.

Untuk mendorong pembiayaan hijau, pertemuan para Menteri Keuangan dan Bank Sentral ini juga menyepakati pemebentukan Dana Infrastruktur ASEAN atau ASEAN Infrastructure Fund (AIF) untuk kawasan. Ini sebagai salah satu prioritas utama untuk mendukung pendanaan iklim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement