Rabu 05 Apr 2023 09:51 WIB

Bendera Finlandia Resmi Berkibar di Markas NATO

Pengibaran bendera ini mengakhiri tujuh dekade non-blok militer Finlandia.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Bendera NATO dan Finlandia berkibar di atas gedung Kementerian Dalam Negeri di Helsinki, Finlandia, Selasa, 4 April 2023.
Foto: AP Photo/Sergei Grits
Bendera NATO dan Finlandia berkibar di atas gedung Kementerian Dalam Negeri di Helsinki, Finlandia, Selasa, 4 April 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, HELSINKI -- Finlandia secara resmi bergabung dengan NATO pada Selasa (4/3/2023). Bendera Finlandia dikibarkan di luar markas besar blok militer di Brussel.

Aksesi Finlandia, mengakhiri tujuh dekade non-blok militer. Bendera Finlandia dikibarkan bersama 30 anggota aliansi NATO lainnya. Pengibaran bendera diiringi dengan band militer di bawah sinar matahari musim semi yang cerah.

Baca Juga

“Selama hampir 75 tahun, aliansi besar ini telah melindungi negara kita dan terus melakukannya hingga hari ini,” kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pada upacara tersebut.  

"Tetapi perang telah kembali ke Eropa dan Finlandia telah memutuskan untuk bergabung dengan NATO dan menjadi bagian dari aliansi paling sukses di dunia" tambah Stoltenberg.

Stoltenberg sebelumnya mencatat bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan penentangan terhadap perluasan NATO ke arah timur sebagai salah satu pembenaran untuk menyerang Ukraina. "Dia mendapatkan kebalikannya, Finlandia hari ini, dan Swedia juga akan segera menjadi anggota penuh aliansi," kata Stoltenberg.

Presiden Finlandia Saul Niinisto mengatakan, kontribusi paling signifikan Finlandia terhadap pencegahan dan pertahanan bersama NATO adalah mempertahankan wilayahnya sendiri.  Dia menambahkan, masih ada pekerjaan penting yang harus dikoordinasikan dengan NATO.

"Ini adalah hari yang luar biasa bagi Finlandia dan saya ingin mengatakan bahwa ini adalah hari yang penting bagi NATO," kata Niinisto dalam konferensi pers bersama dengan Stoltenberg.

Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu mengatakan aksesi Finlandia meningkatkan risiko konflik Ukraina semakin meningkat. Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan, Finlandia melakukan kesalahan sejarah berbahaya yang akan merusak hubungan dengan Moskow dan membatalkan statusnya sebagai kehadiran pembangun kepercayaan di Laut Baltik dan Eropa.

"Ini sekarang adalah masa lalu. Finlandia telah menjadi salah satu anggota kecil (NATO) yang tidak memutuskan apa pun, kehilangan suara khususnya dalam urusan internasional. Kami yakin sejarah akan menilai langkah tergesa-gesa ini," kata pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia.

Rusia bertekad akan memperkuat kapasitas militernya di barat dan barat laut sebagai tanggapan atas bergabungnya Finlandia ke NATO. Sementara Ukraina memuji langkah Finlandia.

"Saya mengucapkan selamat kepada seluruh rakyat Finlandia. Agresi Rusia dengan jelas membuktikan bahwa hanya jaminan kolektif, hanya jaminan preventif, yang dapat diandalkan," kata Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy.

Era non-blok strategis Finlandia dimulai setelah negara itu memukul mundur upaya invasi Soviet selama Perang Dunia Kedua. Finlandia memilih untuk mempertahankan hubungan persahabatan dengan negara tetangga Rusia.

Tetapi invasi Ukraina pada Februari 2022 mendorong Finlandia mencari keamanan di bawah pakta pertahanan kolektif NATO, yang menyatakan bahwa serangan terhadap satu anggota adalah serangan terhadap semua. Sejak akhir Perang Dingin tiga dekade lalu, Moskow telah menyaksikan gelombang perluasan NATO berturut-turut. Masalah ini menjadi perdebatan bahkan sebelum invasi ke Ukraina.

NATO telah berulang kali menekankan bahwa, langkah itu semata-mata aliansi defensif dan tidak mengancam Rusia. Sementara Moskow mengatakan, penyaluran persenjataan berat ke Ukraina oleh negara-negara NATO sejak perang dimulai membuktikan bahwa Barat bertekad untuk menghancurkan Rusia.

Aksesi Finlandia membawa kemampuan militer yang signifikan bagi NATO. Finlandia adalah salah satu dari sedikit negara Eropa yang mempertahankan wajib militer selama beberapa dekade dan waspada terhadap Rusia. Angkatan darat, laut, dan udara Finlandia dilatih dan dilengkapi dengan satu tujuan utama yaitu untuk menghalau serangan Rusia.

Warga Finlandia menyambut baik aksesi negaranya ke NATO. Mereka mengatakan masuk Finlandia ke dalam NATO membuat mereka merasa lebih aman.

Di Virolahti, dekat perbatasan Rusia, pensiunan insinyur tempur Ilkka Lansivaara (70 tahun) menggantungkan bendera NATO di samping rumahnya.  "Ini hari istimewa bagi Finlandia. Sekarang kami memiliki kekuatan juga di belakang kami, bukan hanya pasukan kami sendiri," ujarnya.

Orang-orang di Kota St. Petersburg, Rusia yang terletak sekitar 150 km (93 mil) dari perbatasan Finlandia, mengatakan, Finlandia akan membuat masalah sendiri dengan bergabung dengan NATO. Seorang penduduk St. Petersburg, Nikolai, mengatakan, Finlandia telah dianggap sebagai negara persaudataan dalam hubungan ekonomi yang saling menguntungkan. Namun setelah aksesi Finlandia ke NATO, Nikolai menganggap negara tersebut tidak bersahabat.

"Kami dulu menganggapnya sebagai negara persaudaraan dari dunia kapitalis, yang paling dekat dengan kami dalam semangat, dalam hubungan ekonomi yang saling menguntungkan. Tapi sekarang kami akan menganggapnya sebagai negara yang tidak bersahabat dengan kami," kata Nikolai.

Finlandia dan negara tetangganya Swedia mendaftar bersama untuk bergabung dengan NATO pada 2022. Tetapi aplikasi Swedia telah ditahan oleh anggota NATO, Turki dan Hungaria. Menteri Luar Negeri Swedia Tobias Billstroem mengatakan, Stockholm berambisi untuk menjadi anggota KTT NATO di Vilnius pada Juli.

Turki mengatakan, Swedia menampung anggota kelompok teroris. Namun hal ini dibantah Swedia. Turki telah menuntut ekstradisi para kelompok teroris itu sebagai langkah menuju ratifikasi. Sementara Hongaria belum memberikan ratifikasi karena kritik Swedia terhadap catatan Perdana Menteri Viktor Orban tentang demokrasi dan supremasi hukum.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement