REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Milisi-milisi Palestina dilaporkan menembakan sembilan roket ke arah Israel. Tampaknya balasan atas penyerbuan pasukan Israel ke Masjid Al Aqsa. Israel kemudian membalasnya dengan serangan udara yang menurut mereka mengenai lokasi produksi senjata Hamas.
Hamas tidak mengklaim bertanggung jawab atas tembakan roket-roket tersebut. Tapi mengatakan tembakan itu balasan atas serbuan Israel ke Al-Aqsa. Saksi mata mengatakan selain serangan roket yang mengguncang Gaza, tank-tank Israel juga menembaki posisi Hamas.
"Kami tidak tertarik dengan eskalasi tapi kami siap pada skenario apa pun," kata juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Daniel Hagari, Rabu (5/4/2023).
Saat upaya internasional berusaha meredakan situasi, ketegangan tampaknya sudah tenang di Masjid Al Aqsa. Banyak jamaah yang menghabiskan waktu di Masjid seperti malam-malam di bulan Ramadan seperti biasanya.
Palang Merah Palestina mengatakan 12 orang Palestina terluka dalam serbuan pasukan Israel. Termasuk para jamaah yang terkena tembakan peluru karet dan dipukuli. Lembaga itu menambahkan pasukan Israel juga mencegah tim medis masuk ke dalam area masjid.
"Di halaman bagian timur komplek, polisi menembakan gas air mata dan granat kejut, itu pemandangan yang tidak bisa saya gambarkan," kata salah satu jamaah Fahmi Abbas.
"Mereka kemudian menyerbu masuk dan mulai memukuli semua orang, mereka menahan orang-orang dan menjatuhkan anak-anak muda ke tanah sambil memukuli mereka," tambahnya.
Video yang tersebar di media sosial menunjukkan petasan meledak dan polisi memukuli orang di dalam salah satu bangunan masjid. Video polisi menunjukkan polisi masuk gedung sementara petasan meledak di kegelapan.
Dalam pernyataannya kepolisian Israel mengatakan unit-unit keamanan memaksa masuk setelah 'perusuh bertopeng' mengunci diri mereka di dalam masjid dengan petasan, tongkat dan batu.
"Setelah upaya dialog berkali-kali berupaya mengusir orang-orang itu dari masjid gagal, polisi memaksa masuk ke dalam komplek itu mengusir orang-orang itu," kata polisi Israel.
"Selama kehadiran polisi di dalam komplek, batu dilemparkan dan beberapa petasan diledakan di dalam masjid oleh banyak individu pelanggar hukum dan perusuh," tambah polisi Israel dalam pernyataannya.
Mereka menambahkan dua orang polisi terluka. Mereka mengatakan lebih dari 350 orang yang membarikade diri di dalam masjid ditahan dan diusir. Ribuan jamaah menghabiskan malam di dalam komplek masjid. Dikhawatirkan terjadi bentrokan dengan pengunjung Yahudi yang berkunjung ke komplek Al-Aqsa.
Berdasarkan kesepakatan, Israel mengatakan non-muslim hanya boleh berkunjung ke komplek masjid tapi hanya muslim yang boleh beribadah di sana. Tapi semakin banyak orang Yahudi yang berdoa baik secara diam-diam maupun terbuka di lokasi tersebut.
Organisasi Islam yang bermarkas di Yordania yang mengelola komplek Masjid al-Aqsa, Waqf menggambarkan aksi polisi sebagai 'serangan terang-terangan terhadap identitas dan fungsi masjid sebagai tempat beribadah orang muslim.'