Jumat 07 Apr 2023 14:29 WIB

AS Kutuk Serangan Roket terhadap Israel

Komitmen AS terhadap keamanan Israel sangat kuat.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Bendera berkibar di gedung konsulat Amerika Serikat di Yerusalem, 4 Maret 2019. Washington membalikkan kebijakan administrasi Trump tentang hubungan AS-Palestina menjelang kemungkinan kunjungan Presiden Joe Biden ke Israel. Aturan baru yang diumumkan pada Kamis, 9 Juni 2022, berarti Palestina akan berurusan langsung dengan Departemen Luar Negeri di Washington, daripada melalui AS. duta besar di Yerusalem terlebih dahulu.
Foto: AP Photo/Ariel Schalit
Bendera berkibar di gedung konsulat Amerika Serikat di Yerusalem, 4 Maret 2019. Washington membalikkan kebijakan administrasi Trump tentang hubungan AS-Palestina menjelang kemungkinan kunjungan Presiden Joe Biden ke Israel. Aturan baru yang diumumkan pada Kamis, 9 Juni 2022, berarti Palestina akan berurusan langsung dengan Departemen Luar Negeri di Washington, daripada melalui AS. duta besar di Yerusalem terlebih dahulu.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) mengutuk serangan puluhan roket dari Lebanon dan Jalur Gaza yang menargetkan Israel. Washington menyebut, Israel memiliki hak untuk membela diri dan merespons serangan terkait.

“Kami mengutuk peluncuran roket dari Lebanon dan Gaza ke Israel,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Vedant Patel kepada awak media, Kamis (6/4/2023), dikutip laman Al Arabiya.

Baca Juga

Dia menegaskan, komitmen AS terhadap keamanan Israel sangat kuat. “Kami mengakui hak sah Israel untuk mempertahankan diri dari segala bentuk agresi,” ujar Patel.

AS menyadari bahwa eskalasi ketegangan saat ini terjadi akibat aksi kekerasan yang dilakukan pasukan Israel terhadap jamaah Muslim di kompleks Masjid Al-Aqsa. Namun Washington memilih untuk tidak mengutuk tindakan aparat Israel. "Kami terus mengatakan dengan tegas bahwa setiap tindakan sepihak yang membahayakan status quo tidak dapat diterima," ucap Patel terkait situasi di Al-Aqsa.

Militer Israel mengungkapkan, terdapat 34 roket diluncurkan dari Lebanon pada Kamis (6/4/2023). Roket itu diarahkan ke wilayah utara Israel. Itu menjadi serangan terbesar sejak 2006, yakni ketika Israel berperang dengan kelompok Hizbullah Lebanon.

Dari 34 roket yang ditembakkan, 25 di antaranya berhasil dicegat sistem pertahanan udara Israel. Israel menuduh Hamas sebagai kelompok yang bertanggung jawab atas serangan dari Lebanon tersebut. “Respons Israel, malam ini dan nanti, akan menuntut harga yang signifikan dari musuh kami,” kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu setelah menggelar rapat kabinet untuk membahas situasi keamanan.

Pada Jumat (7/4/2023) pagi, militer Israel menyerang situs-situs milik Hamas di Lebanon dan Jalur Gaza. Ledakan keras mengguncang berbagai wilayah di Gaza. Israel mengungkapkan, serangan pesawat tempurnya berhasil mengenai sejumlah sasaran, termasuk terowongan dan lokasi pembuatan senjata Hamas. Serangan udara Israel juga merusak atau menghancurkan senapan mesin berat yang digunakan untuk tembakan anti-pesawat.

“Kami menganggap pendudukan Zionis bertanggung jawab penuh atas eskalasi yang parah dan agresi yang mencolok terhadap Jalur Gaza serta atas konsekuensi yang akan terjadi di wilayah tersebut,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan.

Pada Jumat pagi, militer Israel turut menyerang berbagai target milik Hamas di Lebanon selatan. Penduduk di sekitar area kamp pengungsi Rashidiyeh dekat kota Tirus melaporkan tiga ledakan keras. “Kami sangat mengutuk agresi terang-terangan Zionis terhadap Lebanon di sekitar Tirus saat fajar hari ini,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan.

Dua sumber keamanan Lebanon mengatakan serangan Israel menghantam bangunan kecil di tanah pertanian dekat daerah yang diduga menjadi lokasi peluncuran roket untuk menyerang Israel. Menurut seorang anggota Pertahanan Sipil Lebanon, tidak ada korban jiwa akibat serangan Israel.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement