REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA – Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, Cina memiliki informasi kunci tentang asal-usul pandemi Covid-19. Dia mendesak Beijing untuk membagikan informasi tersebut secara transparan.
“Tanpa akses penuh ke informasi yang dimiliki Cina, Anda tidak dapat mengatakan ini atau itu. Semua hipotesis tetap ada di atas meja. Itulah posisi WHO dan itulah mengapa kami meminta Cina bekerja sama dalam hal ini,” kata Ghebreyesus kepada awak media, Kamis (6/4/2023).
Dia berharap Cina dapat memenuhi permintaannya untuk bekerja sama. “Jika mereka melakukan hal itu maka kita akan tahu apa yang terjadi dan bagaimana awalnya (pandemi Covid-19),” ucap Ghebreyesus.
Sementara itu, pemimpin teknis penanganan Covid-19 WHO, Dr. Maria Van Kerkhove mengungkapkan, informasi terbaru Cina menawarkan beberapa petunjuk tentang asal-usul pandemi Covid-19. Namun jawaban atas pertanyaan bagaimana mulanya virus muncul dan menyebar tetap belum diketahui.
Kerkhove mengatakan, saat ini WHO sedang bekerja dengan para ilmuwan untuk mencari tahu lebih banyak tentang awal mula penyebaran Covid-19. WHO pun meminta data asli yang mendukung studi belum lama ini oleh Departemen Energi AS. Departemen Energi AS menyebut, kebocoran laboratorium kemungkinan menjadi penyebab pecahnya pandemi.
Pada Februari lalu, Pemerintah Cina meminta agar asal-usul pandemi Covid-19 tidak lagi dikaitkan dengan dugaan kebocoran laboratorium di Wuhan. Hal itu disampaikan setelah Departemen Energi AS mengungkapkan bahwa mereka memiliki bukti baru yang menunjukkan bahwa Covid-19 kemungkinan besar muncul akibat kebocoran lab di Negeri Tirai Bambu.
“Pihak-pihak tertentu harus berhenti mengungkit kembali narasi 'kebocoran lab', berhenti mencoreng Cina, dan berhenti mempolitisasi penelusuran asal-usul (pandemi),” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Cina Mao Ning, 27 Februari lalu, dikutip laman resmi Kemenlu Cina.
Dia menekankan, penelusuran asal-usul virus SARS-Cov-2 penyebab Covid-19 adalah tentang sains dan tidak boleh dipolitisasi. Mao menegaskan, Cina selalu mendukung dan berpartisipasi dalam penelusuran cikal bakal Covid-19 berbasis sains global.
"Pandemi berasal dari laboratorium dianggap sangat tidak mungkin’ adalah kesimpulan otoritatif berbasis sains yang dicapai oleh para ahli dari misi bersama WHO-Cina setelah kunjungan lapangan ke laboratorium di Wuhan serta komunikasi mendalam dengan para peneliti. Itu tercatat secara akurat dalam laporan misi dan telah mendapat pengakuan luas dari komunitas internasional,” kata Mao.
Menurut data Worldmeters, Covid-19 telah menginfeksi lebih dari 684 juta orang di dunia. Korban tewas akibat pandemi melampaui 6,8 juta jiwa.
Saat ini pandemi Covid-19 telah terkontrol. Perekonomian dan perdagangan global sudah kembali bergeliat. Kendati demikian akhir Januari lalu WHO menyatakan bahwa Covid-19 tetap menjadi darurat internasional.