Senin 10 Apr 2023 12:57 WIB

Ribuan Dokter di Inggris Berencana Gelar Aksi Mogok

Dampak pemogokan ribuan dokter kali ini bisa jauh lebih besar dari aksi sebulan lalu

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
 Orang-orang berbaris di luar pusat vaksinasi di NHS Scotland Leith Community Treatment Centre, di Edinburgh, Skotlandia, Senin, 20 Desember 2021. Menteri Kesehatan Inggris telah menolak untuk mengesampingkan penerapan pembatasan COVID-19 yang lebih ketat sebelum Natal di tengah peningkatan pesat infeksi dan ketidakpastian berkelanjutan tentang varian omicron.
Foto: ap/Jane Barlow/PA
Orang-orang berbaris di luar pusat vaksinasi di NHS Scotland Leith Community Treatment Centre, di Edinburgh, Skotlandia, Senin, 20 Desember 2021. Menteri Kesehatan Inggris telah menolak untuk mengesampingkan penerapan pembatasan COVID-19 yang lebih ketat sebelum Natal di tengah peningkatan pesat infeksi dan ketidakpastian berkelanjutan tentang varian omicron.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Ribuan dokter di Inggris berencana menggelar aksi mogok selama empat hari pada pekan depan. Aksi mogok ini dapat menyebabkan penundaan seperempat juta janji temu medis.

Direktur Kebijakan di Konfederasi Layanan Kesehatan Nasional (NHS), Layla McCay, mengatakan, dampak pemogokan ribuan dokter kali ini diharapkan jauh lebih besar daripada pemogokan selama tiga hari pada bulan lalu. Pemogokan para dokter sebelumnya menyebabkan 175.000 janji temu dan prosedur ditunda.

"Dampaknya akan sangat signifikan sehingga kemungkinan besar berdampak pada keselamatan pasien dan itu menjadi perhatian besar bagi setiap pemimpin layanan kesehatan," kata McCay kepada BBC Radio 4.

Aksi mogok rencananya berlangsung pada Selasa (11/4/2023) dan diikuti oleh dokter junior. British Medical Association mengatakan, dokter junior telah kehilangan lebih dari 26 persen gaji secara riil selama 15 tahun terakhir.  Serikat pekerja mengatakan, pemogokan dapat dihindari jika pemerintah membuat tawaran yang masuk akal. Departemen Kesehatan dan Perawatan Sosial bersikeras agar pemogokan dibatalkan sebelum negosiasi dapat dilakukan.

Inggris menghadapi aksi industri besar-besaran. Serikat pekerja menuntut kenaikan gaji untuk mengimbangi kenaikan inflasi yang melebihi 10 persen. Krisis biaya hidup yang didorong oleh kenaikan harga makanan dan energi yang tajam telah membuat orang berjuang untuk membayar tagihan karena upah serikat pekerja telah turun secara nyata selama dekade terakhir.

Pekan lalu, pekerja kantor paspor memulai pemogokan selama lima minggu dan petugas keamanan di Bandara Heathrow menghentikan pekerjaan selama 10 hari.  Pemogokan juga dilakukan oleh pengemudi kereta api dan bus, pekerja pos, pengemudi ambulans, dan perawat yang telah menciptakan malapetaka bagi warga Inggris.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement