Rabu 12 Apr 2023 00:15 WIB

AS Kucurkan 5 Miliar Dolar untuk Kembangkan Vaksin Baru Covid-19

Pengembangan vaksin baru Covid-19 ini dinamakan Project NextGen.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Vaksin Covid-19 (ilustrasi)
Foto: PxHere
Vaksin Covid-19 (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Pemerintah Amerika Serikat (AS) menggelontorkan dana sebesar 5 miliar dolar AS untuk 'Project NextGen'. Lewat proyek tersebut, Negeri Paman Sam akan berusaha mempercepat pengembangan vaksin dan perawatan Covid-19 baru.

Project NextGen bertujuan memberikan perlindungan lebih baik dari virus korona, termasuk penyebab Covid-19, yang mungkin menjadi ancaman di masa depan. “Walaupun vaksin kami masih sangat efektif untuk mencegah penyakit serius dan kematian, mereka kurang mampu mengurangi infeksi dan penularan dari waktu ke waktu,” kata juru bicara Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS (HHS), Senin (10/4/2023).

Baca Juga

“Varian baru dan hilangnya kekebalan dari waktu ke waktu dapat terus menantang sistem perawatan kesehatan kami di tahun-tahun mendatang,” ujar juru bicara HHS menambahkan.

Seorang pejabat AS mengungkapkan, Project NextGen akan mempercepat dan merampingkan perkembangan pesat vaksin serta perawatan generasi berikutnya melalui kolaborasi publik-swasta. “Infus dari investasi 5 miliar dolar AS, minimal, akan membantu mengkatalisasi kemajuan ilmiah di bidang yang memiliki manfaat kesehatan masyarakat yang besar bagi rakyat Amerika, dengan tujuan mengembangkan alat yang aman dan efektif bagi rakyat Amerika,” ucapnya.

Project NextGen akan berbasis di HHS dan turut melibatkan sektor swasta. Mereka akan fokus pada pembuatan antibodi monoklonal tahan lama yang kebal terhadap varian baru Covid-19 serta vaksin yang lebih luas yang dapat melindungi individu dari beberapa jenis virus korona.

Proyek tersebut juga berupaya mempercepat pengembangan vaksin yang menghasilkan kekebalan mukosa dan dapat diberikan melalui hidung. Harapannya hal itu dapat secara dramatis mengurangi tingkat infeksi dan penularan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement