Kamis 13 Apr 2023 06:47 WIB

Gerbang Kedubes Iran di Riyadh Dibuka untuk Pertama Kalinya Sejak Tujuh Tahun Terakhir

Saudi dan Iran sepakat membuka lembaran baru dengan menormalisasi hubungan diplomatik

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
 Dalam foto yang dirilis oleh Kantor Berita Xinhua ini, Menteri Luar Negeri China Qin Gang, tengah, menyaksikan rekannya dari Iran Hossein Amirabdollahian, kiri, dan rekannya dari Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud, kanan, menandatangani pernyataan bersama antara Arab Saudi dan Iran, di Beijing, 6 April 2023.
Foto: Ding Lin/Xinhua via AP
Dalam foto yang dirilis oleh Kantor Berita Xinhua ini, Menteri Luar Negeri China Qin Gang, tengah, menyaksikan rekannya dari Iran Hossein Amirabdollahian, kiri, dan rekannya dari Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud, kanan, menandatangani pernyataan bersama antara Arab Saudi dan Iran, di Beijing, 6 April 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Gerbang Kedutaan Besar Iran di Arab Saudi kembali terbuka pada Rabu (12/4/2023) untuk pertama kalinya dalam tujuh tahun. Saudi dan Iran telah sepakat membuka lembaran baru dengan menormalisasi hubungan diplomatik. 

Gerbang kompleks Kedutaan Besar Iran di Riyadh dibuka oleh sekelompok tim yang memeriksa bangunannya. Sebuah truk putih terlihat tiba di pintu gerbang. Misi diplomatik dibuka beberapa jam setelah Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan delegasi teknis tiba di Saudi.

Baca Juga

"Delegasi Iran akan mengambil tindakan yang diperlukan di Riyadh dan Jeddah untuk mendirikan kedutaan besar dan konsulat jenderal," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani.

Sebelumnya misi tersebut telah ditutup sejak Arab Saudi memutuskan hubungan dengan Iran pada 2016. Kedutaan Saudi di Teheran digeruduk massa selama perselisihan antara kedua negara atas eksekusi seorang ulama Syiah oleh Riyadh. Saudi kemudian meminta diplomat Iran pergi dalam waktu 48 jam. Saudi juga mengevakuasi staf kedutaannya dari Teheran.

Hubungan kedua negara mulai memburuk setahun sebelumnya, setelah Saudi dan Uni Emirat Arab campur tangan dalam perang Yaman. Kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran, menggulingkan pemerintah yang didukung Saudi dan mengambil alih Ibu Kota, Sana'a.

Riyadh menuduh Iran mempersenjatai Houthi. Kelompok Houthi kemudian menyerang kota-kota Saudi dengan drone bersenjata dan rudal balistik.  Pada 2019, Kerajaan Saudi menyalahkan Iran atas serangan terhadap fasilitas minyak Aramco, yang melumpuhkan setengah dari produksi minyaknya. Iran membantah tuduhan itu. Permusuhan antara dua musuh bebuyutan regional ini memicu perselisihan di sekitar wilayah tersebut.  

Pada Maret, Saudi dan Iran sepakat mengakhiri keretakan diplomatik dan membuka kembali misi diplomatik mereka dalam kesepakatan yang ditengahi oleh Cina. Menteri luar negeri kedua negara bertemu di Beijing awal bulan ini untuk pertemuan formal pertama para diplomat tinggi mereka.

Pejabat Saudi juga tiba di Iran untuk membahas prosedur pembukaan kembali Kedutaan Besar Riyadh di Teheran dan Konsulat di Mashhad.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement