REPUBLIKA.CO.ID, KOCHI -- Ketika Vasanthi Baby hampir terpeleset saat turun tangga rumahnya di selatan Negara Bagian Kerala ia dan suaminya memutuskan pindah ke panti wreda. Pasangan berusia 82 dan 84 tahun itu dua dari semakin banyak orang lanjut usia yang pindah ke fasilitas khusus.
Mereka senang dengan perawatan yang mereka terima: akses pada perawat sepanjang waktu, teman seumur dan makanan sehat dan teratur. "Ada rasa aman yang hanya bisa kami dapatkan di sini, kami tidak bisa dapatkan di rumah," kata V. Baby.
Kerala merupakan negara bagian dengan pertumbuhan orang lanjut usia tertinggi di India. Seperti sebagian besar masyarakat di Kerala, Baby, pensiunan profesor matematika menghabiskan tabungannya untuk rumah dua lantai dengan banyak kamar tidur.
Rumah itu sebenarnya untuk generasi berikutnya: putra satu-satunya Sony yang seharusnya menempati rumah itu. Tapi ia berimigrasi ke Uni Emirat Arab untuk bekerja dan kehidupan yang lebih baik.
Dalam 60 tahun terakhir persentase kelompok usia di atas 60 tahun di Kerala naik dari 5,1 menjadi 16,5 persen. Proporsi tertinggi di antara negara bagian di India. Hal ini membuat Kepala menjadi pengecualian dari negara-negara bagian lain yang populasinya generasi mudanya tumbuh pesat.
Negara dengan 1,4 miliar juta jiwa itu memiliki angkatan kerja dan populasi muda yang sangat besar. Tapi karena bahasa, ancaman iklim, ketentuan federal yang lemah dan banyak anak muda seperti Sony yang memilih pindah keluarga negeri, menempatkan orang lanjut usia di India ke posisi rentan.
Populasi India sudah naik empat kali lipat sejak kemerdekaan 75 tahun yang lalu. Tapi negara demokrasi terbesar di dunia itu masih terbagi menjadi dua kelompok: perkotaan-perdesaan, modern-pra-industri, dan kaya-miskin. Bagi masyarakat lanjut usia harus memilih bagaimana mereka menghabiskan tahun-tahun terakhir mereka.
Sekitar 20 kilometer dari panti wreda di Mattancherry, di pusat keuangan Kerala, Kota Kochi, Zainaba Ali yang berusia 65 tahun tinggal di ruangan kecil dengan atap asbes di sudut rumah putrinya. Ali menghabiskan masa mudanya bekerja sebagai petugas kebersihan di Timur Tengah tapi hanya menyisakan sedikit tabungan.
Setelah mengalami rematik dan beberapa masalah kesehatan lainnya ia tidak bisa bekerja. Lalu pulang ke India.
"Saya menerima sedikit uang pensiunan dari pemerintah tapi tidak datang selama berbulan-bulan, saya bertahan dengan kebaikan anak-anak saya," kata Ali. Ia mengatakan putrinya tidak bekerja dan putranya buruh harian.
"Bahkan untuk membeli obat sekarang saja sulit," katanya.
Di India warga yang berusia di atas 60 tahun berhak menerima uang pensiun sekitar 1.600 rupee atau 20 dolar AS per bulan, biasanya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar. Artinya banyak orang lanjut usia yang mengandalkan anak-anak mereka bila sudah tidak bisa bekerja atau tidak memiliki cukup tabungan.
Di Kerala yang memiliki lebih dari 4,2 juta orang lanjut usia, hal itu dapat membebani keuangan keluarga. Direktur peneliti Indian School of Business Anjal Prakash mengatakan banjir dan gelombang panas yang disebabkan pemanasan global menambah kerentanan orang lanjut usia di Kerala.
Kochi yang paling terbebani dengan hal ini. Banjir pada tahun 2018 menenggelamkan sebagian besar kota. Bulan-bulan musim panas semakin panas dan lama dan hujan menjadi semakin deras dan terkonsentrasi.
"Saat musim hujan kami harus membuka payung di dalam rumah," kata Ali sambil menunjukkan ember yang ditempatkan di berbagai sudut rumah.
"Musim panas menjadi tidak tertahankan, karena teriknya matahari, kami menjadi sering datang ke pantai untuk mencari angin, di dalam sini kipas angin tidak berfungsi dengan benar," tambahnya.
Prakash mengatakan langkah spesifik untuk merawat orang lanjut usia yang rentan dan memiliki kebutuhan sendiri menjadi "titik hitam" dalam kebijakan perubahan iklim.
"Memahami kebutuhan spesifik orang lanjut usia adalah langkah pertama dalam melindungi mereka, orang tidak dilatih untuk menyelamatkan orang tua dan anak-anak," katanya.
Pindahnya generasi muda juga mengurangi jumlah orang yang merawat orang lanjut usia. Direktur Eksekutif Population Foundation of India Poonam Muttreja mencatat stabilnya gelombang imigrasi keluar dari Kerala selama 50 tahun terakhir.
Pada tahun 1960-an dan 1970-an, katanya, terdapat gelombang imigrasi yang pindah ke Timur Tengah atau Afrika Utara. Sebagian menjadi guru sekolah atau perawat. Tren ini berlanjut hingga sekarang, kini banyak generasi muda Kerala yang pindah ke Eropa atau Amerika Utara.
Pemerintah Kerala mengatakan dengan menuanya populasi ditambah perpindahan generasi muda pada tahun 2030 akan ada 35 dari setiap 100 orang di negara bagian itu yang berusia 60 tahun ke atas. Sehingga semakin banyak panti wreda yang perlu dibangun tapi tidak ada tenaga kerja yang akan mengisinya.
"Mendapatkan pegawai berkualitas merupakan tantangan besar hari ini dan membawa orang dari negara bagian tidak selalu berhasil karena halangan bahasa," kata pengelola Signature Homes, panti wreda tempat Baby tinggal, Alex Joseph.
Joseph menambahkan mendapatkan pegawai dari Kerala juga sulit karena sebagian besar tenaga kerja memilih bekerja di luar negeri.
"Kerala mungkin mengirim lebih banyak perawat ke seluruh penjuru dunia dibandingkan wilayah lain di India atau di mana pun, sangat sulit mempertahankan mereka dan bekerja di sini dalam waktu lama," katanya.