Ahad 23 Apr 2023 05:34 WIB

Dubes Tikus Lawan Berita Buruk di AS

Runa dari Kebun Binatang San Diego merupakan duta besar tikus.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Spesialis perawatan satwa liar Kebun Binatang San Diego Lauren Credidio memberikan hadiah kepada Runa, seekor tikus besar berkantung Afrika, setelah dia mencari dan menemukan kantong teh kamomil selama presentasi di kebun binatang Kamis, 13 April 2023, di San Diego. Runa mingguan dalam demonstrasi di kebun binatang untuk menunjukkan bagaimana indra penciumannya yang tajam dapat digunakan untuk menemukan segalanya mulai dari pengiriman ilegal satwa liar hingga ranjau darat. Organisasi yang melatih Runa telah mulai menyediakan tikus-tikus tersebut ke kebun binatang AS dengan harapan dapat mengubah persepsi publik terhadap hewan tersebut.
Foto: Foto AP/Gregorius Banteng
Spesialis perawatan satwa liar Kebun Binatang San Diego Lauren Credidio memberikan hadiah kepada Runa, seekor tikus besar berkantung Afrika, setelah dia mencari dan menemukan kantong teh kamomil selama presentasi di kebun binatang Kamis, 13 April 2023, di San Diego. Runa mingguan dalam demonstrasi di kebun binatang untuk menunjukkan bagaimana indra penciumannya yang tajam dapat digunakan untuk menemukan segalanya mulai dari pengiriman ilegal satwa liar hingga ranjau darat. Organisasi yang melatih Runa telah mulai menyediakan tikus-tikus tersebut ke kebun binatang AS dengan harapan dapat mengubah persepsi publik terhadap hewan tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, SAN DIEGO -- Sebagai duta dari para tikus, tidak pernah mudah memenangkan hati publik. Hanya saja, Runa dari Kebun Binatang San Diego melakukan yang terbaik untuk melawan pemberitaan yang buruk bagi rekan-rekannya.

Runa adalah salah satu dari segelintir duta besar yang memamerkan kebaikan tikus di tiga kebun binatang Amerika Serikat. Tikus-tikus itu disediakan oleh organisasi berbasis di Tanzania yang melatih tikus-tikus raksasa Afrika untuk memerangi perdagangan satwa liar, mendeteksi penyakit, dan melakukan tugas-tugas berguna lainnya.

Baca Juga

Ukuran tikus itu dua kali ukuran tikus coklat biasa yang ditemukan di kota-kota. Tikus raksasa Afrika seperti Runa terkenal karena mengorek ranjau darat dan bahan peledak lainnya di medan perang lama di Angola, Mozambik, dan Kamboja.

Pekerjaan mulia ini membuat mereka mendapat julukan “tikus-pahlawan”.  Upaya sedang dilakukan untuk memperluas penggunaan indra penciuman mereka yang tajam untuk menemukan orang yang terperangkap di gedung yang runtuh, mendeteksi penyakit dalam sampel laboratorium ,dan memperingatkan pejabat tentang barang ilegal di pelabuhan dan bandara.

Sebanyak enam tikus Afrika menyelesaikan percobaan pertama denan bekerja di lapangan pada Maret. Mereka menghabiskan satu bulan di sebuah pelabuhan di Tanzania untuk bertugas mendeteksi barang selundupan, termasuk trenggiling.

Runa awalnya dilatih untuk menemukan ranjau darat, tetapi dia sering terganggu pekerjaannya.  Baru-baru ini, pelatihnya menyembunyikan bejana kecil teh kamomil di bawah tanah di dalam sebuah kotak.

Segera setelah dia dibebaskan dari kandangnya, hidung mungil Runa berkedut saat dia mulai bekerja. Dalam beberapa detik dia telah menemukannya dan bergegas mendapatkan hadiah smoothie pelet dan pisang.

“Salah satu hal yang paling menyenangkan untuk dilihat adalah bagaimana dia mengubah persepsi orang,” kata pemimpin spesialis perawatan satwa liar di Kebun Binatang San Diego Cari Inserra.

Nicki Boyd dari San Diego Zoo and Wildlife Alliance mengatakan, tikus menawarkan alat penting untuk memerangi perdagangan satwa liar. Tindakan ini mendapatkan sorotan karena perdagangan hewan ilegal sangat merusak spesies yang secara aktif diselamatkan dan lindungi di alam liar.

“Saya pikir ada kemampuan untuk meningkatkan ini,” kata Boyd.

Tapi tikus masih punya cara untuk memenangkan hati semua orang. Pekan lalu, Walikota New York Eric Adams memperkenalkan Kathleen Corradi sebagai pemimpin pembasmi tikus. Dia bertugas memerangi potensi jutaan tikus yang bersembunyi di sekitar kota.

Corradi menyatakan kebencian terhadap tikus dan bersumpah untuk menggunakan "sains" untuk membersihkan kota dalam pidato pertamanya. Tikus memang dapat menyebarkan penyakit seperti leptospirosis, yang terkadang dapat menyebabkan meningitis dan menyebabkan gagal ginjal dan hati.

Ilmuwan peneliti perilaku di organisasi APOPO yang berbasis di Tanzania Izzy Szott mengatakan, tidak terkejut mendengar tikus dinobatkan sebagai musuh nomor satu. Namun, sosok  yang melatih tikus untuk bekerja bagi pemerintah ini menyatakan, ingin orang-orang mengetahui gambaran lengkapnya.  Szott menyatakan harapan dengan adanya duta besar tikusdi kebun binatang terkenal, seperti San Diego, akan menghasilkan lebih banyak pemahaman dan dukungan untuk penelitian tikus.

Szott menyatakna, tikus pada umumnya cukup bersih. Mereka terus-menerus merawat diri, tetapi tikus sering mendapat reputasi buruk. “Kita perlu memahami kemampuan yang dimiliki hewan-hewan ini dan melihatnya dengan cara yang manusiawi dan memperlakukan mereka dengan cara yang manusiawi,” ujar Szott.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement