REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, pemerintah terus mematangkan rencana untuk mengevakuasi warga negara Indonesia (WNI) di Sudan. Dia menyebut, sejak konflik antara militer Sudan dan kelompok paramiliter Rapid Support Forces pecah pekan lalu, KBRI Khartoum mempertahankan kontak dengan para WNI di sana.
Retno mengungkapkan, status keamanan di Sudan saat ini adalah Siaga 1. “Persiapan evakuasi terus dimatangkan sambil menunggu saat tepat untuk dapat melakukan evakuasi dengan terus mempertimbangkan keselamatan WNI. Sekali lagi saya ingin garis bawahi bahwa keselamatan adalah prioritas utama,” ucap Retno dalam pengarahan pers, Kamis (20/4/2023).
Retno mengatakan, dia baru saja berkomunikasi dengan duta besar Indonesia di Sudan. Darinya diperoleh informasi bahwa hingga saat ini belum ada evakuasi warga negara asing dari Sudan.
“Jadi belum ada evakuasi atau belum ada yang berhasil mengevakuasi warga negaranya dari Khartoum, karena sekali lagi kondisi keamanan yang tidak memungkinkan,” ujar Retno.
Kendati demikian, Retno mengaku telah memimpin langsung rapat koordinasi persiapan evakuasi WNI dengan lima perwakilan Indonesia di luar negeri, yakni KBRI Khartoum, Kairo, Riyadh, Addis Ababa, dan KJRI Jeddah. “Koordinasi pada tingkat teknis atau working level akan terus dilakukan,” ucapnya.
Retno mengatakan, sejauh ini 43 WNI di Sudan yang terjebak di lokasi pertempuran berhasil dievakuasi ke safe house KBRI Khartoum. Jumlah WNI di Sudan yang tercatat di KBRI Khartoum adalah 1.209 orang. Kebanyakan dari mereka pelajar dan mahasiswa serta tinggal di Khartoum.
Menurut Retno, sejak pertempuran antara militer Sudan dan RSF pecah pada 15 April lalu, KBRI Khartoum terus mempertahankan kontak dengan para WNI. Bantuan pangan dan logistik juga sempat disalurkan kepada WNI yang membutuhkan. Namun penyaluran bantuan tak mudah dilakukan karena pertempuran masih berlangsung.
“Kami mengimbau para WNI di Sudan dan keluarga di Indonesia untuk tetap tenang. Pemerintah akan berupaya sekuat tenaga, semaksimal mungkin, untuk memberikan perlindungan kepada warga negara kita yang berada di Sudan,” kata Retno.
Saluran siaga KBRI Khartoum dapat dihubungi pada nomor +249 90 797 8701, +249 90 007 9060, dan +249 90 010 5466. Atau melalui saluran siaga Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri +62 812 9007 0027.