Kamis 20 Apr 2023 16:49 WIB

Pekerja Bandara di Jerman Gelar Aksi Mogok, Ratusan Penerbangan Dibatalkan

Asosiasi bandara Jerman mengatakan, sekitar 700 penerbangan akan dibatalkan.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
 Pekerja bandara dengan rompi mogok sedang bergerak di Ruang Keberangkatan B di Terminal 1 Bandara Frankfurt di Munich, Jerman. ilustrasi
Foto: Arne Dedert/dpa via AP
Pekerja bandara dengan rompi mogok sedang bergerak di Ruang Keberangkatan B di Terminal 1 Bandara Frankfurt di Munich, Jerman. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Bandara di Dusseldorf, Hamburg, dan Cologne Bonn hampir kosong pada Kamis (20/4/2023). Ini adalah putaran pertama pemogokan oleh serikat buruh Verdi Jerman karena krisis biaya hidup.

Hampir 100 ribu orang akan terkena dampak pemogokan pekerja keamanan penerbangan pada Kamis dan Jumat di tiga bandara. Asosiasi bandara ADV mengatakan, sekitar 700 penerbangan akan dibatalkan.

Baca Juga

"Situasi di terminal hari ini sama dengan pemogokan Verdi sebelumnya yaitu terminal keberangkatan kosong, situasinya tenang," kata juru bicara bandara Hamburg dalam sebuah pernyataan.  

Serikat pekerja mengatakan, mereka telah bernegosiasi dengan asosiasi keamanan penerbangan BDLS untuk mendorong kenaikan gaji untuk shift malam, akhir pekan dan hari libur nasional. Namun diskusi itu tidak menghasilkan terobosan.

Pada Jumat (21/4/2023) pemogokan akan meluas karena Verdi telah meminta staf keamanan di bandara Stuttgart untuk ikut aksi mogok. Hal ini mendorong bandara untuk membatalkan semua keberangkatan.

Serikat EVG Jerman juga menyerukan pemogokan transportasi nasional pada Jumat. Operator kereta api nasional Deutsche Bahn adalah salah satu perusahaan yang terkena dampak.

Pemogokan akan memengaruhi 50 perusahaan dan berlangsung dari pukul 03.00 dini hari hingga 11.00 siang waktu setempat. Diperkirakan ada gangguan signifikan akibat pemogokan tersebut.

Inflasi yang tinggi di Jerman telah mendorong gelombang pemogokan dalam beberapa bulan terakhir. Para pekerja menuntut upah yang lebih tinggi untuk mengimbangi kenaikan biaya hidup.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement