REPUBLIKA.CO.ID, JOHANNESBURG -- Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa pada Rabu membatalkan rencananya keluar dari International Criminal Court (ICC). Keputusan Afrika Selatan batal mundur dari ICC ini beberapa bulan sebelum negara ini dijadwalkan menjadi tuan rumah bagi negara BRIC, di antaranya pertemuan Presiden Putin dengan Presiden Ramaphosa.
Sementara Presiden Rusia Vladimir Putin dalam status, dicari ICC atas dugaan kejahatan perang.
Ramaphosa sebelumnya pada Selasa, mengatakan Kongres Nasional Afrika, partai berkuasa akan mencabut keanggotaan Afrika Selatan di pengadilan yang berbasis di Den Haag, Belanda yang mengadili kasus-kasus genosida, kejahatan perang, dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Namun sehari berikutnya, pada Rabu, kantor Ramaphosa mengatakan, ia telah melakukan kesalahan, dan tidak jadi mencabut keanggotaan di ICC.
"Afrika Selatan tetap menjadi penandatangan ICC sesuai dengan resolusi Konferensi Nasional ANC ke-55 - yang diadakan pada Desember 2022 - untuk membatalkan keputusan sebelumnya untuk menarik diri dari ICC," kata kantor kepresidenan Ramaphosa dalam sebuah pernyataan.
"Resolusi bulan Desember ditegaskan kembali pada pertemuan Komite Eksekutif Nasional ANC selama akhir pekan tanggal 21 hingga 24 April 2023."
ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan pada Maret untuk Putin, menuduhnya melakukan kejahatan perang dengan mendeportasi paksa anak-anak dari wilayah yang diduduki Rusia di Ukraina. Moskow membantah melakukan kejahatan perang termasuk deportasi paksa terhadap anak-anak, dan mengatakan bahwa ICC tidak memiliki wewenang karena Rusia bukan anggota ICC.
Putin akan mengunjungi Afrika Selatan pada bulan Agustus 2023 untuk menghadiri pertemuan puncak kelompok negara berkembang BRICS yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan. Sebagai anggota ICC, Afrika Selatan harus menahannya.
Putin belum melakukan perjalanan ke luar negeri sejak surat perintah ICC dikeluarkan. Dia hanya melakukan satu perjalanan ke luar bekas Uni Soviet - ke Iran - sejak meluncurkan invasi ke Ukraina tahun lalu.
Kongres Nasional Afrika Selatan memutuskan pada konferensi nasionalnya di bulan Desember bahwa Afrika Selatan harus meninggalkan proses legislatif untuk menarik diri dari ICC dan mencoba melakukan perubahan pada organisasi tersebut dari dalam.
Pada hari Rabu, kepresidenan mengatakan bahwa Afrika Selatan akan bekerja untuk membentuk pengadilan kriminal benua Afrika yang akan melengkapi ICC sebagai pengadilan terakhir.