Kamis 11 May 2023 13:24 WIB

Jokowi: Isu Myanmar tak Boleh Hambat Percepatan Pembangunan ASEAN

Pembangunan komunitas ASEAN sangatlah ditunggu oleh masyarakat.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Gita Amanda
Usai rangkaian pertemuan di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-42 ASEAN, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Iriana mengajak para pemimpin ASEAN beserta pendampingnya menikmati keindahan Nusa Tenggara Timur pada Rabu (10/5). Para pemimpin ASEAN tersebut menaiki kapal pinisi dari Marina Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat.
Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
Usai rangkaian pertemuan di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-42 ASEAN, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Iriana mengajak para pemimpin ASEAN beserta pendampingnya menikmati keindahan Nusa Tenggara Timur pada Rabu (10/5). Para pemimpin ASEAN tersebut menaiki kapal pinisi dari Marina Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan agar isu Myanmar tak menghambat percepatan pembangunan di ASEAN. Menurut dia, pembangunan komunitas ASEAN sangatlah ditunggu oleh masyarakat.

“Yang ingin saya sampaikan adalah yang saya ingin pastikan adalah bahwa isu Myanmar tidak boleh menghambat percepatan pembangunan komunitas ASEAN karena pembangunan komunitas ini adalah yang ditunggu oleh warga ASEAN,” kata Jokowi saat membuka KTT ke-42 ASEAN Indonesia hari kedua di Labuan Bajo, Kamis (11/5/2023).

Baca Juga

Terkait isu Myanmar ini, Jokowi menyebut bahwa implementasi lima poin konsensus belum mengalami kemajuan signifikan. Karena itu, Jokowi mendorong kesatuan ASEAN untuk merumuskan langkah selanjutnya ke depan.

“Saya harus berterus terang bahwa implementasi five point consensus belum ada kemajuan yang signifikan sehingga diperlukan kesatuan ASEAN untuk merumuskan langkah-langkah ke depan,” ujarnya.

Kendati demikian, Jokowi menegaskan akan terus menyerukan penghentian kekerasan di Myanmar dan memfasilitasi penyelesaian konflik melalui joint needs assessment di AHA Center serta menyalurkan bantuan kemanusiaan.

Sementara terkait AOIP, Jokowi menekankan perlunya kerja sama konkret dan inklusif untuk mengurangi ketegangan di Indo-Pasifik, salah satunya melalui ASEAN Indo-Pacific Infrastructure Forum sebagai platform kerja sama konkret bersama negara mitra.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement