REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Departemen Transportasi Amerika Serikat (AS) telah menjadi sasaran aksi peretasan. Akibatnya data pribadi 237 ribu pegawai dan mantan pegawai pemerintah federal AS terekspose.
Menurut seorang sumber yang telah diberi pengarahan tentang masalah tersebut pada Jumat (12/5/2023), peretas menargetkan sistem untuk memproses manfaat transit TRANServe yang mengganti biaya pegawai pemerintah untuk beberapa biaya perjalanan. Belum diketahui jelas tentang apakah ada data atau informasi pribadi yang digunakan untuk tujuan kriminal.
Tunjangan maksimum per bulan untuk biaya perjalanan transit massal pegawai federal adalah 280 dolar AS. Aksi peretasan telah berdampak pada data 114 ribu pegawai federal dan 123 ribu mantan pegawai federal.
Dalam sebuah surel yang dikirim ke Kongres AS pada Jumat lalu, Departemen Transportasi AS mengungkapkan, penyelidikan awal pelanggaran data telah mengisolasi pelanggaran ke sistem tertentu di departemen tersebut yang digunakan untuk fungsi administratif, seperti pemrosesan manfaat transit karyawan.
Sementara dalam keterangan pers yang dikirim ke Reuters, Departemen Transportasi AS meyakinkan bahwa pelanggaran tersebut tidak memerangi sistem keselamatan transportasi apa pun. Tak disebutkan siapa pihak yang mungkin bertanggung jawab atas peretasan tersebut.
Saat ini Departemen Transportasi AS sedang menyelidiki peretasan itu dan telah membekukan akses ke sistem tunjangan transit sampai telah diamankan serta dipulihkan.