Senin 15 May 2023 18:21 WIB

Pasukan Israel Membunuh Pria Palestina dalam Serangan di Nablus

Kelompok Jihad Islam militan mengklaim orang yang tewas itu adalah anggotanya.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Warga Palestina duduk di tengah puing-puing rumah keluarga mereka yang hancur, menyusul serangan Israel di kota Beit Lahiya, Jalur Gaza utara, 14 Mei 2023. Gerakan Israel dan Jihad Islam menyetujui gencatan senjata yang ditengahi Mesir pada akhir 14 Mei. Israel telah melakukan beberapa serangan terhadap pimpinan militer gerakan Jihad Islam Palestina, sebagai pembalasan atas roket yang ditembakkan ke Israel dari Jalur Gaza.
Foto: EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Warga Palestina duduk di tengah puing-puing rumah keluarga mereka yang hancur, menyusul serangan Israel di kota Beit Lahiya, Jalur Gaza utara, 14 Mei 2023. Gerakan Israel dan Jihad Islam menyetujui gencatan senjata yang ditengahi Mesir pada akhir 14 Mei. Israel telah melakukan beberapa serangan terhadap pimpinan militer gerakan Jihad Islam Palestina, sebagai pembalasan atas roket yang ditembakkan ke Israel dari Jalur Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Pasukan Israel menembak dan membunuh seorang pria Palestina dalam serangan di Kota Nablus pada Senin (15/5/2023) pagi. Kelompok Jihad Islam militan mengeklaim orang yang tewas itu adalah anggotanya dan mengidentifikasi korban sebagai Saleh Sabra yang berusia 22 tahun.

Militer Israel mengatakan, para tersangka melemparkan batu, bahan peledak, dan menembaki pasukannya di Nablus. Para prajurit kemudian menembak para tersangka.

Baca Juga

Militer Israel menambahkan, pasukannya berada di Nablus untuk mempersiapkan kemungkinan penghancuran rumah seorang warga Palestina yang diduga membunuh dua bersaudara dari permukiman Yahudi di dekat Desa Huwara pada 26 Februari.

Serangan pada Senin terjadi di dekat sebuah kamp pengungsi di wilayah pendudukan Tepi Barat. Serangan ini memicu konfrontasi antara Israel dengan para pejuang Palestina.

Israel mengatakan, kebijakannya untuk menghancurkan rumah para pelaku serangan memperkuat pencegahan dan berkontribusi pada keamanan. Orang-orang Palestina dan kelompok hak asasi mengkritik praktik tersebut sebagai bentuk hukuman kolektif yang merugikan keluarga yang tidak bersalah.

Serangan Nablus terjadi setelah gencatan senjata yang dimediasi Mesir mengakhiri pertempuran lima hari antara Israel dan Jihad Islam di Gaza yang menewaskan 34 warga Palestina.

Kekerasan Israel-Palestina telah meningkat selama berbulan-bulan. Serangan militer Israel dan kekerasan pemukim terhadap warga Palestina kerap terjadi di Tepi Barat. Sejak Januari, lebih dari 140 warga Palestina dan sedikitnya 19 warga Israel dan warga asing tewas di Tepi Barat dan Israel.

Israel merebut Gaza dan Tepi Barat, yaitu wilayah yang diinginkan warga Palestina untuk negara merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, dalam perang 1967.  Pasukan dan pemukim Israel menarik diri dari Gaza pada 2005. Sementara pembicaraan perdamaian telah dibekukan sejak 2014.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement