Jumat 19 May 2023 15:34 WIB

Australia Tawarkan Drone Untuk Bantu Filipina Jaga Perbatasan Laut Cina Selatan

Cina mengklaim sebagian besar perairan strategis Laut Cina Selatan.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
Suasana laut Cina selatan (ilustrasi). Australia menyediakan drone, pelatihan dan teknologi terkait pada Penjaga Pantai Filipina untuk memperkuat perlindungan perbatasan. Di saat Cina meningkatkan kehadiran militer di Laut Cina Selatan (LCS).
Foto: Anadolu Agency
Suasana laut Cina selatan (ilustrasi). Australia menyediakan drone, pelatihan dan teknologi terkait pada Penjaga Pantai Filipina untuk memperkuat perlindungan perbatasan. Di saat Cina meningkatkan kehadiran militer di Laut Cina Selatan (LCS).

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Australia menyediakan drone, pelatihan dan teknologi terkait pada Penjaga Pantai Filipina untuk memperkuat perlindungan perbatasan. Di saat Cina meningkatkan kehadiran militer di Laut Cina Selatan (LCS). 

Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong mengumumkan kerja sama dalam konferensi pers dengan Menteri Luar Negeri Filipina Enrique Manalo di Manila. Dalam kunjungan tiga harinya, Wong juga mengumumkan latihan militer gabungan Manila dan Canberra. 

Baca Juga

"Kami ingin kawasan bisa diprediksi, beroperasi dengan peraturan, standar dan hukum yang disepakati, yang mana kedaulatan dihormati, kami ingin bekerja sama dengan Filipina untuk mendukung kontribusi penting ASEAN pada perdamaian dan keamanan di kawasan, termasuk pelatihan maritim," kata Wong seperti dikutip The Straits Times, Jumat (19/5/2023). 

Wong dan Manalo berkunjung ke markas pusat Penjaga Pantai Filipina (PCG). Para perwira PCG membagikan pengalaman mereka berpatroli di LCS. 

Cina mengeklaim sebagian besar perairan strategis tersebut. Pada 2016 lalu pengadilan internasional memutuskan klaim Cina tidak valid. 

Filipina salah satu negara Asia Tenggara yang menolak klaim Beijing. Wong mengatakan, Australia juga berencana membagikan informasi dan bantuan teknis pada pemerintah Filipina untuk membantu mengatasi penangkapan ikan secara ilegal di perairannya. 

Dua negara masih membahas patroli gabungan di LCS. Manila juga menjalani pembicaraan serupa dengan mitra-mitra militer lainnya seperti Amerika Serikat (AS) dan Jepang. 

Wong mengatakan mereka masih membahas "jalan terbaik untuk melanjutkan ini." Australia salah satu dari dua sekutu militer Manila yang berupaya meningkatkan pertahanan dan keamanan Filipina untuk mengatasi meningkatnya pengaruh Cina di kawasan Indo-Pasifik. 

Australia mendukung keputusan pengadilan internasional tahun 2016 mengenai LCS. Cina menolak mengakui keputusan itu, dan justru meningkatkan aktivitas militer dan pembangunan pulau reklamasi di LCS. 

Manila juga telah beberapa kali melayangkan protes diplomatik setelah kapal-kapal Cina mengganggu kapal-kapal dan nelayan Filipina di perairan yang disengketakan tersebut. Dari 10 sampai 12 Mei PCG menempatkan lima boya navigasi dekat Flat Island, Irving Reef, Pulau Loaita, Lankiam Cay, dan Whitsun Reef yang masuk zona ekonomi eksklusifnya. Puluhan kapal militer Cina pernah berlayar di daerah tersebut. 

"Kami berkomitmen untuk melanjutkan kehadiran Australia di kawasan, termasuk di Laut Filipina Barat, Laut Cina Selatan. Kami terbuka untuk menggelar kerja sama dengan semua mitra kami untuk latihan kebebasan navigasi dan terbang, dan sudah sejak lama Filipina mitra keamanan penting bagi kami," kata Wong. 

Selain kerja sama maritim, Wong mengatakan pemerintah Australia juga menggelontorkan bantuan sebesar 80 juta dolar AS ke Manila. Bantuan itu mencakup untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, pendidikan, daya tahan terhadap bencana alam dan perubahan iklim serta menjaga perdamaian dan stabilitas di selatan Filipina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement