Jumat 19 May 2023 13:11 WIB

Pemimpin Negara G7 Siapkan Sanksi Baru untuk Rusia

Jepang menjadikan pelucutan senjata nuklir menjadi bagian besar dalam pertemuan G7.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
(Ki-ka) Presiden Dewan Eropa Charles Michel, Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, Presiden AS Joe Biden, Kanselir Jerman Olaf Scholz, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, Komisi Eropa Presiden Ursula von der Leyen berpose untuk foto grup setelah meletakkan karangan bunga selama upacara peletakan karangan bunga di Cenotaph untuk Korban Bom Atom di Peace Memorial Park sebagai bagian dari KTT G7 Hiroshima di Hiroshima, Jepang, 19 Mei 2023. G7 Hiroshima Summit akan diselenggarakan pada 19-21 Mei 2023.
Foto: EPA-EFE/FRANCK ROBICHON
(Ki-ka) Presiden Dewan Eropa Charles Michel, Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, Presiden AS Joe Biden, Kanselir Jerman Olaf Scholz, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, Komisi Eropa Presiden Ursula von der Leyen berpose untuk foto grup setelah meletakkan karangan bunga selama upacara peletakan karangan bunga di Cenotaph untuk Korban Bom Atom di Peace Memorial Park sebagai bagian dari KTT G7 Hiroshima di Hiroshima, Jepang, 19 Mei 2023. G7 Hiroshima Summit akan diselenggarakan pada 19-21 Mei 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, HIROSHIMA -- Pemimpin negara-negara demokrasi terbesar dunia menghabiskan hari pertama pertemuan Group of Seven (G7) mencari cara baru menghukum Rusia atas invasinya ke Ukraina yang sudah berlangsung selama 15 bulan. Sementara tuan rumah Jepang mendorong pelucutan senjata nuklir bagian dari fokus pertemuan. 

Ancaman nuklir Presiden Rusia Vladimir Putin terhadap Ukraina, serangkaian uji coba rudal Korea Utara (Korut), dan menguatnya persenjataan nuklir China beresonansi dengan upaya Jepang menjadikan pelucutan senjata nuklir menjadi bagian besar dalam pertemuan tersebut. 

Baca Juga

Pada Jumat (19/5/2023), pemimpin dunia mengunjungi taman perdamaian yang didedikasikan untuk mengenang serangan bom atom pertama di dunia. Seusai foto bersama di depan kubah bom yang dibom, puing-puing dan pohon simbolis, para pemimpin dunia akan menggelar pertemuan mengenai sanksi baru terhadap Moskow dengan fokus menekan sumber daya perang Rusia dan meminta pertanggungjawaban pada orang yang bertanggung jawab atas perang. 

Rusia sudah menjadi negara yang paling banyak disanksi di dunia. Tapi masih terdapat pertanyaan mengenai efektivitas sanksi-sanksi finansial. 

Seorang sumber dari pemerintah AS yang tidak disebutkan namanya mengatakan komponen yang akan AS lakukan memasukan 70 orang Rusia dan entitas ketiga negara itu yang terlibat dalam produksi pertahanan Rusia ke daftar hitam. AS juga akan menyanksi lebih dari 300 individu, entitas, pesawat, dan kapal. 

Sumber mengatakan, negara-negara G7 lainnya juga akan mengambil langkah serupa untuk mengisolasi Rusia dan menekan kemampuannya dalam membiayai perang. Detailnya akan diungkapkan seusai pertemuan.

Presiden Dewan Eropa Charles Michel mengatakan, Uni Eropa akan fokus untuk menutup celah dan berencana membatasi perdagangan berlian Rusia. Ia mengatakan, G7 juga akan menyakinkan negara-negara lain yang menjadi tamu dalam pertemuan itu mengenai pentingnya penegakan sanksi. 

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida yang mewakili Hiroshima saat di parlemen ingin menjadikan pelucutan senjata nuklir menjadi fokus utama pertemuan. Ia meresmikan pertemuan G7 di Hiroshima’s Peace Memorial Park. 

Taman yang dikunjungi pemimpin dunia itu didedikasikan untuk mengenang bom atom AS ke Hiroshima pada 6 Agustus 1945. Diperkirakan 140 ribu orang tewas dalam serangan itu dan segelintir penyintas yang masih hidup juga mendorong upaya perdamaian antinuklir. 

"Sejujurnya saya sangat ragu, Pak Kishida yang mengejar pengembangan militer dan mengubah konstitusi pasifis, dapat membahas pelucutan nuklir," kata salah satu penyintas bom atom Nagasaki atau biasa disebut 'hibakusha', Sueichi Kido yang berusia 83 tahun. 

"Namun karena mereka bertemu di Hiroshima, saya memiliki sedikit harapan mereka akan menggelar pembicaraan positif dan mengambil langkah kecil menuju pelucutan senjata nuklir," tambahnya. 

Pada Kamis (18/5/2023) malam Kishida membuka pertemuan diplomasi global dengan duduk bersama Presiden AS Joe Biden setelah Biden tiba di pangkalan militer terdekat. Kishida juga berbicara dengan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak sebelum pertemuan tiga hari G7. 

"(Aliansi Jepang-AS) merupakan fondasi perdamaian dan keamanan di Indo-Pasifik," kata Kishida dalam pidato pembukaan pertemuannya dengan Biden. 

Jepang yang menghadapi ancaman agresivitas Cina, Rusia dan Korut, sudah memperkuat militernya tapi juga mengandalkan 50 ribu pasukan AS yang ditempatkan di Jepang. "Kami sangat menyambut baik kerja sama yang telah berkembang pesat," kata Kishida. 

Biden disambut pasukan AS dan Jepang di Pangkalan Udara Marinir AS, Iwakuni, sebelum bertemu Kishida. "Ketika negara-negara kami bersatu, kami lebih kuat dan saya yakin seluruh dunia akan lebih aman bila kami melakukannya." 

Saat pemimpin-pemimpin G7 menuju Hiroshima, Moskow menggelar serangan udara ke Ibukota Ukraina. Ledakan terdengar di seluruh Kiev pada Jumat dini hari. Serangan udara kesembilan pada bulan ini ke ibu kota itu. 

"Krisis di Ukraina: saya yakin pembicaraan akan dimulai dengan masalah itu," kata wakil presiden bidang ekonomi lembaga think tank Center for Strategic and International Studies, Matthew P Goodman. 

Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan akan ada pembicaraan mengenai perang di Ukraina. "(Dan tentang) sanksi-sanksi dan langkah-langkah yang dimainkan G7 secara kolektif, khususnya dalam penegakan sanksi," katanya di Air Force One.

AS sudah membekukan dana Bank Sentral Rusia, membatasi bank-banknya mengakses SWIFT yang merupakan sistem transaksi keuangan global, dan mensanksi ribuan perusahaan, pejabat pemerintah, oligarki Rusia, dan keluarga mereka.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement