Sabtu 20 May 2023 17:20 WIB

Warga di Kota Dunia Ini Mulai Tinggalkan Mobil dan Beralih ke Sepeda

Pandemi Covid-19 telah mengubah cara aktivitas warga di luar ruangan.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
Pesepeda melintas di jalur sepeda di kawasan Sudirman, Jakarta (ilustrasi).  Warga di sejumlah kota-kota besar dunia mulai menggunakan sepeda sebagai alat transportasi.
Foto: Republika
Pesepeda melintas di jalur sepeda di kawasan Sudirman, Jakarta (ilustrasi). Warga di sejumlah kota-kota besar dunia mulai menggunakan sepeda sebagai alat transportasi.

REPUBLIKA.CO.ID, MONTREAL -- Dalam penderitaan akibat virus yang mempersulit sebagian besar penduduk dunia, jutaan orang dari Bogota hingga Berlin melihat seperti apa hidup dengan dua roda, bukan empat roda.

Bahkan ketika pembatasan aktivitas perjalanan ke kantor dan pergi ke sekolah, pada puncak karantina Covid, aktivitas luar ruangan beralih bersepeda, telah melonjak di setiap negara. Karena orang-orang ingin keluar dari isolasi dengan cara yang relatif aman. Sebagai tanggapan, kota-kota di seluruh dunia telah mengembangkan jalur sepeda dengan urgensi baru sejak tahun 2020.

Baca Juga

Pertanyaannya adalah apakah orang-orang tetap bertahan dengan kebiasaan bersepeda baru mereka di masa-masa yang mendekati normal ini. Pada hari Jumat, AS memulai dengan Hari Bersepeda ke Kantor, penghitung otomatis yang mencatat setiap pengendara sepeda yang lewat di banyak kota akan mendapatkan angka terbaru.

Sejauh ini, data yang ada belum lengkap dan bervariasi di setiap tempat. Namun angka-angka tersebut menunjukkan bahwa jika sebagian orang membiasakannya, banyak orang yang akan mengikutinya.

Studi kasus yang dipimpin oleh peneliti perencanaan kota global Ralph Buehler dari Virginia Tech dan John Bucher dari Rutgers University, melacak apa yang telah dilakukan oleh lebih dari selusin kota dalam beberapa dekade terakhir, dan khususnya selama pandemi. Dimana warga kota kini mulai meningkatkan perjalanan dan rekreasi dengan mengayuh sepeda.

Kota di dunia yang memimpin dalam hal keramahan terhadap sepeda, yakni Kota Montreal. Kota ini telah melakukan lebih banyak hal dibandingkan kota-kota lain di Amerika Utara yang diteliti, untuk memperluas penggunaan sepeda yang aman selama pandemi. Selanjutnya, London, Paris dan Brussel melakukan yang terbaik di Eropa. Namun, masih banyak kota di seluruh dunia yang juga mengambil peluang bersepeda ini menjadi kebiasaan tidak hanya dalam keadaan krisis.

"Pergeseran paradigma besar dalam pemikiran sedang terjadi," kata Buehler dalam sebuah wawancara.

"Dalam perencanaan dan kebijakan transportasi serta rekayasa, kami telah mempromosikan mengemudi selama hampir 100 tahun. Kami telah membuat mengemudi menjadi cepat, kami telah membuatnya nyaman," tambahnya.

"Sekarang semua kota dan tempat ini mengambil kembali sebagian dari ruang tersebut. Dan memberikannya kepada sepeda."

Beberapa langkah telah dihapus seiring dengan meredanya virus Covid, seperti banyak jalur sepeda yang bermunculan. Namun, banyak pula yang macet, karena ditambahnya jalur sepeda dengan pembatas permanen terhadap jalur lalu lintas arteri utama. Sedangkan jalur utama yang digunakan sebagai jalur sepeda, tidak dapat dilalui mobil, hanya kendaraan lain tanpa bensin.

Kepedulian terhadap lingkungan juga telah menjadi motivasi bagi banyak orang untuk meninggalkan mobil dan beralih ke sepeda. Sebuah pilihan yang menurut para peneliti memiliki manfaat yang jelas dalam mengurangi emisi karbon yang menyebabkan pemanasan global dan mengurangi polusi secara luas.

Berikut ini adalah cuplikan dari apa yang telah dilakukan oleh beberapa kota pro-sepeda yang paling ambisius di tiga benua dalam mempromosikan bersepeda sebelum dan selama pandemi. Temuan-temuan ini diambil terutama dari buku yang diterbitkan oleh MIT berjudul 'Bersepeda melalui Pandemi Covid-19 menuju Masa Depan Transportasi yang Lebih Berkelanjutan.'

Buku ini ditulis oleh Buehler, ketua urusan perkotaan di Virginia Tech, dan Pucher, profesor emeritus di Sekolah Perencanaan dan Kebijakan Publik Rutgers.

 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement