Ahad 21 May 2023 08:40 WIB

Ikan Koi Simbol Hiroshima yang Lebih Makmur

Jepang mengekspor koi senilai hampir enam miliar yen ke luar negeri pada 2021.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Koi muda dalam tangki ikan di Konishi Koi Farm di Hiroshima tengah, Jepang barat, pada Rabu, 16 November 2022. Hiroshima menjadi tuan rumah KTT Kelompok Tujuh pada tahun 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, HIROSHIMA -- Selama lima tahun terakhir, peternak ikan koi Joji Konishi telah menyumbangkan ribuan ekor ke parit Kastil Hiroshima. Tindakan ini sukarela, tanpa mengharapkan imbalan apa pun.

“Keinginan saya adalah melihat koi secara resmi diakui sebagai simbol Hiroshima,” ujar Konishi.

Baca Juga

Ikan Koi pernah menjadi aksesoris paling umum di antara rumah-rumah kaya dan terkenal di seluruh Jepang. Ikan yang dikenal dengan Nishikigoi di Jepang ini mewakili peruntungan yang baik dan keberuntungan bisnis.

Namun, ikan tersebut belum diakui sebagai maskot resmi Hiroshima meskipun kota ini memiliki banyak kaitan kuat lainnya dengan ikan berwarna-warni itu. Meski nasibnya belum mendapatkan label resmi, tim bisbol Hiroshima Toyo Carp tetap menggunakan ikan terkenal itu dalam nama timnya.

Kastil Hiroshima kuno juga dikenal sebagai "Kastil Karper". Julukan itu diyakini berasal dari cerita yang lebih kuno tentang sebuah kaisar yang diberi persembahan suci ikan koi oleh penduduk setempat.

Sedangkan Konishi yang keluarganya telah membudidayakan koi selama lebih dari seabad menegaskan bahwa jenis ikan yang jarang berkelahi di antara jenisnya itu merupakan simbol yang sempurna untuk Hiroshima. Sikap itu menggambarkan Hiroshima yang mempromosikan dirinya sebagai salah satu kota yang damai.

Setelah transisi kota pasca-Perang Dunia II menjadi pusat kota yang lebih padat penduduknya, lebih sedikit warga saat ini yang memiliki kolam yang cocok untuk koi. "Apa yang dikatakan beberapa orang dari luar negeri ketika mereka melihat Nishikigoi, itu terlihat seperti permata yang berenang," kata Kentaro Saka, pemilik peternakan ikan mas lain yang berusia lebih dari 100 tahun.

 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement