Ahad 21 May 2023 08:40 WIB

Ikan Koi Simbol Hiroshima yang Lebih Makmur

Jepang mengekspor koi senilai hampir enam miliar yen ke luar negeri pada 2021.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Koi muda dalam tangki ikan di Konishi Koi Farm di Hiroshima tengah, Jepang barat, pada Rabu, 16 November 2022. Hiroshima menjadi tuan rumah KTT Kelompok Tujuh pada tahun 2023.

Koi mungkin hanyalah ikon dari masa lalu Jepang untuk 2,8 juta warga Hiroshima yang tinggal di antara Laut Pedalaman Seto dan pegunungan Chugoku. Namun, ikan yang dapat hidup selama 30-40 tahun ini semakin populer di kalangan penikmat ikan di luar negeri.

Menurut angka perdagangan terbaru dari Kementerian Keuangan, Jepang mengekspor koi senilai hampir enam miliar yen ke luar negeri pada 2021. Jumlah ini hampir dua kali lipat dari 2012.

Hiroshima telah mengalami pertumbuhan serupa dengan ekspor koi pada 2020 dengan total dua miliar yen per tahun. Industri ikan tersebut, menurut perkiraan Institut Riset Teknologi Prefektur Hiroshima, menjadi salah satu pendapatan mata uang asing tertinggi di antara produk pertanian, kehutanan, dan perikanan yang diproduksi di Hiroshima.

Harga untuk ikan ini dapat berkisar dari beberapa dolar untuk koi yang lebih kecil hingga 377 dolar AS untuk spesimen berukuran 50 cm. Harga tertinggi untuk koi premium bisa meroket hingga lebih dari 300 ribu dolar di pelelangan.

Warga Eropa dan Amerika khususnya sering membeli koi untuk taman pedesaan yang luas dan untuk hobi semata. Sementara banyak pembeli di Asia menganggap koi karena daya tarik peruntungan yang luas. Contoh saja dalam budaya Cina kuno, mengatur objek, warna, dan lingkungan seseorang sedemikian rupa, seseorang dapat mencapai harmoni, keseimbangan, dan memanifestasikan keberuntungan, termasuk dengan melibatkan ikan koi tersebut.

"Di Thailand, kami kebanyakan dipengaruhi oleh budaya Cina, jadi (berkat) feng shui, orang melihat koi sebagai barang mewah yang membawa keberuntungan (dan) uang," kata Thanphisit Saetang yang ayahnya adalah presiden Peternakan Koi Phaisal di pinggiran Bangkok, Thailand.

 Pembeli seperti Saetang memprioritaskan warna dan bentuk ikan koi yang akan dibeli. Bahkan, dia membeli hewan yang hidup di air itu untuk prospek pertumbuhan dan perkembangan lebih lanjut di Jepang, dengan nantinya diterjunkan dalam perlombaan.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement