Ahad 21 May 2023 14:18 WIB

Pasok Jet Tempur ke Ukraina, Rusia: Barat Pilih Eskalasi daripada Selesaikan Konflik

Ukraina belum mendapat komitmen dari sekutu Barat untuk mendapatkan jet tempur F-16.

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Alexander Grushko mengatakan negara-negara Barat akan menghadapi risiko-risiko yang luar biasa berat jika mereka memasok jet tempur F-16 ke Ukraina
Foto: AP
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Alexander Grushko mengatakan negara-negara Barat akan menghadapi risiko-risiko yang luar biasa berat jika mereka memasok jet tempur F-16 ke Ukraina

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Negara-negara Barat akan menghadapi risiko-risiko yang luar biasa berat jika mereka memasok jet tempur F-16 ke Ukraina, kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Alexander Grushko, Sabtu (20/5/2023).

Grushko memperingatkan bahwa rencana memasok jet tempur canggih ke Ukraina menunjukkan Barat lebih memilih eskalasi konflik ketimbang menyelesaikan konflik. Menurut dia, negara-negara Barat masih mengikuti skenario eskalasi konflik meskipun itu menyebabkan risiko yang sangat besar.

Baca Juga

"Ini akan diperhitungkan dalam semua rencana kami. Kami memiliki semua sarana yang diperlukan untuk mencapai tujuan kami," ucap Grushko di Moskow.

Dalam pernyataan terpisah, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan bahwa Amerika Serikat membodohi masyarakat internasional dengan mengklaim jet tempur F-16 hanya akan diberikan dengan syarat jika Ukraina tidak menggunakannya untuk menyerang Rusia.

Zakharova menegaskan bahwa tidak ada kerangka hukum untuk menerapkan batasan tersebut. Zakharova menuding AS sedang melancarkan perang hibrida, tidak hanya melawan Rusia tetapi juga seluruh wilayah di dunia.

Ukraina belum mendapat komitmen dari sekutu Barat untuk mendapatkan jet tempur F-16. Namun, AS memastikan bahwa Washington akan mendukung upaya Barat dalam memasok F-16 ke Ukraina.

Pada jumpa pers, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan bahwa Presiden Joe Biden telah memberitahu rekan-rekannya dalam G7 tentang keputusan tersebut pada KTT yang berlangsung di Hiroshima, Jepang.

G7 adalah organisasi tujuh negara maju yang beranggotakan Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Prancis, Italia, Jepang, dan Kanada, ditambah Uni Eropa.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement