Ahad 21 May 2023 13:33 WIB

Militer Ukraina Bantah Klaim Rusia Kuasai Bakhmut

Militer Ukraina mengatakan, pasukannya masih dan terus bertempur di sana.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Presiden Vladimir Putin memberikan ucapan selamat kepada pasukannya dan pasukan tentara bayaran, Wagner Group karena telah merebut kota Bakhmut
Foto: AP
Presiden Vladimir Putin memberikan ucapan selamat kepada pasukannya dan pasukan tentara bayaran, Wagner Group karena telah merebut kota Bakhmut

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV – Militer Ukraina membantah klaim unit militer swasta Rusia, Wagner Group, yang menyebut mereka telah berhasil mengambil alih sepenuhnya kota Bakhmut. Militer Ukraina mengatakan, pasukannya masih dan terus bertempur di sana.

“Ini tidak benar (klaim pasukan Wagner menguasai Bakhmut). Unit kami bertempur di Bakhmut,” kata juru bicara militer Ukraina Serhiy Cherevatyi saat diwawancara Reuters, Sabtu (20/5/2023).

Baca Juga

Sementara itu, Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Hanna Maliar mengungkapkan, situasi di Bakhmut kritis. Ia mengatakan, pasukan negaranya menjaga pertahanan di bagian barat daya kota tersebut. “Pertempuran sengit di Bakhmut, situasinya kritis. Sampai sekarang, pasukan kami mengendalikan beberapa fasilitas industri dan infrastruktur serta sektor swasta di daerah tersebut,” ucap Maliar.

Sebelumnya Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Rusia mengatakan, pasukannya telah berhasil menguasai Bakhmut. “Sebagai hasil dari tindakan ofensif dari unit penyerangan Wagner, didukung oleh artileri dan penerbangan Grup Pasukan Selatan, pembebasan Artyomovsk telah selesai,” ungkap Kemenhan Rusia pada Sabtu lalu.

Artyomovsk adalah nama kota Bahkmut pada era Uni Soviet. Sebelum Kemenhan Rusia membuat pengumuman tersebut, Kepala Wagner Group Yevgeny Prigozhin telah terlebih dulu menyampaikan bahwa pasukannya sudah berhasil menguasai Bakhmut. “Hari ini, jam 12 siang, Bakhmut telah direbut. Kami benar-benar merebut seluruh kota, dari rumah ke rumah,” ujar Prigozhin pada Sabtu.

Dia mengungkapkan, pasukannya akan mundur dari Bakhmut mulai 25 Mei untuk istirahat dan pelatihan ulang. Prigozhin menyebut, tentara Rusia akan mengambil alih kendali atas kota tersebut.

Pertempuran di Bakhmut telah berlangsung selama sekitar 10 bulan. Konfrontasi di sana menjadi yang terpanjang dan paling berdarah, tak hanya bagi Ukraina, tapi juga Rusia. Akhir Maret lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sempat menyinggung tentang pertempuran di Bakhmut.

Dia menghindari kota tersebut jatuh ke tangan Rusia. Zelensky mengatakan, jika Moskow berhasil menguasai Bakhmut, Presiden Rusia Vladimir Putin akan menjual kemenangan itu ke Barat, Cina, Iran, termasuk masyarakat Rusia sendiri. “Jika dia (Putin) merasakan darah, mencium bahwa kami lemah, dia akan mendesak, mendesak, mendesak,” ujar Zelensky dalam sebuah wawancara dengan Associated Press yang dipublikasikan 29 Maret lalu.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement