Senin 22 May 2023 16:18 WIB

Biden Sebut Ketegangan AS dengan Cina akan Segera Mencair

Biden yakin hubungan AS dengan Cina akan mencair secepatnya

Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan pada Ahad (21/5/2023) bahwa ia yakin ketegangan yang meningkat antara AS dengan Cina akan
Foto: EPA-EFE/SHAWN THEW
Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan pada Ahad (21/5/2023) bahwa ia yakin ketegangan yang meningkat antara AS dengan Cina akan "segera mencair"

REPUBLIKA.CO.ID, HIROSHIMA -- Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan pada Ahad (21/5/2023) bahwa ia yakin ketegangan yang meningkat antara AS dengan Cina akan "segera mencair"

Dalam sebuah konferensi pers di Hiroshima, Biden menyatakan kekecewaannya bahwa insiden balon mata-mata Cina pada awal tahun merusak momentum untuk memfasilitasi komunikasi antara pejabat senior kedua negara.

Baca Juga

Dia mengatakan perjanjian sebelumnya dengan Presiden Cina Xi Jinping mengenai pentingnya menerapkan hotline militer dengan cepat memburuk setelah kontroversi balon ketika ketegangan meningkat.

"Saya pikir Anda akan melihat keadaan itu akan mencair secepatnya," kata Biden sebelum meninggalkan kota di Jepang itu, dimana ia menghadiri konferensi tingkat tinggi (KTT) Kelompok Tujuh dan mengadakan pertemuan dengan banyak pemimpin negara, termasuk Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.

Pada awal Februari, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken secara mendadak menunda rencananya mengunjungi Beijing setelah Washington mendeteksi apa yang digambarkan sebagai balon mata-mata Cina yang bergerak di atas wilayah sensitif benua AS.

Perjalanan itu dimaksudkan untuk tindak lanjut pertemuan tatap muka Biden dan Xi Jinping pada November tahun lalu. Hal itu akan menjadi kunjungan pejabat setingkat menteri pertama ke Cina dari Washington sejak awal pemerintahan AS saat ini pada tahun 2021.

Tidak ada tanda-tanda ketegangan mereda, tetapi Penasehat Keamanan Gedung Putih Jake Sullivan dan Wang Yi, diplomat tertinggi Cina, mengadakan diskusi "bebas" selama berjam-jam mengenai isu utama di Wina pada awal bulan ini.

Saat itu, Pemerintah AS dan Cina mengatakan mereka setuju untuk tetap membuka jalur komunikasi.

Dalam konferensi pers sebelum kepulangannya, Biden juga menyebutkan Taiwan, sumber utama perselisihan Cina dengan AS. Dia menekankan bahwa kebijakan berabad-abad Washington mengenai pulau demokratis itu tak berubah, menunjukkan AS tidak mengharapkan Taiwan akan "secara independen" mendeklarasikan wilayahnya, negara berdaulat dan merdeka.

Ia menambahkan "Kami akan terus menempatkan Taiwan dimana mereka dapat membela diri mereka dan ada pemahaman yang jelas di antara sekutu kami bahwa faktanya jika Cina bertindak sepihak, mereka akan merespon.

Mengenang masa empat hari di Hiroshima, Biden mengatakan berada di kota itu dan mengunjungi sejumlah tempat seperti Museum Peringatan Perdamaian merupakan sebuah "pengingat yang kuat akan kenyataan perang nuklir yang menghancurkan dan tanggung jawab kita bersama untuk tidak pernah menghentikan upaya kita membangun perdamaian."

Biden mengatakan dia dan pemimpin G-7 lainnya menegaskan "komitmen untuk terus bekerja menuju dunia yang bebas dari ancaman senjata nuklir."

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement