REPUBLIKA.CO.ID, SAO PAULO -- Pemerintah Brasil secara resmi mengumumkan keadaan darurat kesehatan hewan selama 180 hari pada Senin (22/5/2023). Menurut dokumen yang ditandatangani oleh Menteri Pertanian Carlos Favaro, pengumuman ini sebagai tanggapan atas deteksi pertama kali virus flu burung yang sangat patogen pada burung liar di Brasil.
Infeksi flu burung subtipe H5N1 pada unggas liar tidak memicu larangan perdagangan, berdasarkan pedoman Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan. Namun, kasus flu burung di peternakan biasanya mengakibatkan seluruh kawanan mati dan dapat memicu pembatasan perdagangan dari negara pengimpor.
Brasil adalah pengekspor daging ayam terbesar di dunia dengan penjualan 9,7 miliar dolar AS tahun lalu. Negara itu sejauh ini mengkonfirmasi lima kasus H5N1 pada burung liar, termasuk empat di negara bagian Espirito Santo dan satu di negara bagian Rio de Janeiro.
Tiga dari empat kasus di Espirito Santo terkonfirmasi di kota-kota pesisir negara bagian itu sementara satu tidak. Laporan ini menunjukkan risiko penularan di pedalaman telah meningkat.
Meskipun negara bagian penghasil daging utama Brasil berada di selatan, pemerintah bersikap waspada setelah kasus yang dikonfirmasi. Tindakan pencegahan dilakukan mempertimbangkan flu burung pada burung liar telah diikuti oleh penularan ke ternak komersial di beberapa negara.
Selama akhir pekan, Kementerian Kesehatan Brasil mengatakan, sampel dari 33 kasus dugaan flu burung pada manusia di Espirito Santo kembali negatif untuk subtipe H5N1. Dua kasus dugaan baru lainnya masih diselidiki.