Jumat 26 May 2023 10:00 WIB

Pemilih Turki Pertimbangkan Keputusan Akhir untuk Masa Depan Negara

Rakyat Turki akan melaksanakan pemilu putaran kedua pada 28 Mei 2023.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Petugas pemilu menyiapkan surat suara di sebuah tempat pemungutan suara di tempat pemungutan suara di Istanbul, Turki,  Ahad, (14/5/2023).
Foto:

Di Istanbul, seorang warga Serra Ural yang berusia 45 tahun menuduh Erdogan salah menangani ekonomi. Ural  mengatakan dia akan memilih Kilicdaroglu dalam pemilu putaran kedua.

Ural juga menyatakan keprihatinan atas hak-hak perempuan setelah Erdogan memperluas aliansinya untuk memasukkan Huda-Par, sebuah partai politik Islam Kurdi garis keras yang diduga terkait dengan kelompok yang bertanggung jawab atas serangkaian pembunuhan mengerikan pada 1990-an. Partai tersebut ingin menghapus pendidikan campuran gender, mengadvokasi kriminalisasi perzinaan dan memerintahkan perempuan untuk memprioritaskan rumah mereka daripada bekerja.

“Kami tidak tahu apa yang akan terjadi pada perempuan besok atau lusa, seperti apa kondisi mereka. Sejujurnya Huda-Par membuat kami takut, terutama wanita," kata Ural.

Sementara warga lainnya, Mehmet Nergis (29 tahun) mengatakan, dia akan memilih Erdogan untuk stabilitas. Dia menepis kesengsaraan ekonomi negara dan menyatakan keyakinannya bahwa Erdogan akan melakukan perbaikan.

"Erdogan adalah jaminan untuk masa depan yang lebih stabil. Semua orang di seluruh dunia telah melihat seberapa jauh dia telah membawa Turki," ujar Nergis.

Kampanye Erdogan berfokus pada pembangunan kembali daerah-daerah yang hancur akibat gempa bumi, yang meratakan kota-kota dan menyebabkan lebih dari 50.000 orang tewas di Turki.  Dia telah berjanji untuk membangun 319.000 rumah dalam setahun.

Dalam pemilihan parlemen, aliansi Erdogan memenangkan 10 dari 11 provinsi di wilayah yang terkena dampak gempa, kendati ada kritik terkait lambatnya respons awal pemerintah Erdogan terhadap bencana gempa.

“Ya, ada keterlambatan, tapi jalan ditutup,” kata Yasar Sunulu, seorang pendukung Erdogan di Kahramanmaras, yang merupakan pusat gempa.  

“Kami tidak bisa mengeluh tentang negara. Negara memberi kami makanan, roti, dan apa pun yang dibutuhkan," ujar Sunulu menambahkan.

Sunulu dan anggota keluarganya tinggal di tenda setelah rumah mereka hancur akibat gempa. Sorang ibu empat anak yang tinggal di kamp yang sama, Nursel Karci mengatakan, dia juga akan memilih Erdogan.

"Erdogan melakukan semua yang saya tidak bisa. Dia merawat anak-anak saya di mana saya tidak bisa merawat mereka. Dia memberi mereka makan di mana saya tidak bisa. Tidak ada satu sen pun yang tersisa dari saku saya," ujar Karci.

Erdogan telah berkali-kali menuding Kilicdaroglu berkolusi dengan Partai Pekerja Kurdistan atau PKK yang dilarang pemerintah. Tuduhan ini muncul setelah pemimpin partai oposisi itu mendapat dukungan dari partai pro-Kurdi.

Selama kampanye umum di Istanbul, Erdogan menyiarkan video yang diduga direkayasa. Video itu menunjukkan seorang komandan PKK menyanyikan lagu kampanye oposisi kepada ratusan ribu pendukungnya. Pada Senin (22/5/2023), Erdogan bersikeras bahwa PKK telah memberikan dukungannya kepada Kilicdaroglu terlepas apakah video itu direkayasa atau tidak.

"Sebagian besar analis gagal mengukur dampak kampanye Erdogan melawan Kilicdaroglu. Ini jelas menyentuh hati rata-rata pemilih nasionalis-religius di Turki," kata Guvenc.

“Politik hari ini adalah tentang membangun dan mempertahankan narasi yang membayangi realitas. Erdogan dan rakyatnya sangat sukses dalam membangun narasi yang melampaui realitas," ujar Guvenc menambahkan. 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement