REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Lebih dari 1,92 juta warga negara Turki telah memberikan suara mereka di luar negeri dalam putaran kedua Pemilu Turki yang digelar Ahad, (28/5/2023). Pemungutan suara di misi-misi diplomatik berakhir pada hari Rabu (24/5/2023), sementara pemungutan suara akan berlanjut di pintu bea cukai dan imigrasi hingga pukul 17.00 waktu setempat (1400GMT) pada Ahad, (28/5/2023).
Menurut Dewan Pemilihan Tertinggi Turki, lebih dari 1,92 juta orang memberikan suara mereka di luar negeri dan kantor perwakilan serta pintu imigrasi Turki pada pukul 16.00 waktu setempat (1300GMT) pada Sabtu (27/5/2023). Pada pemilu 14 Mei lalu, sekitar 1,84 juta warga negara Turki yang berada di luar negeri memberikan suaranya dalam pemilihan presiden dan parlemen putaran pertama.
Mereka yang tidak dapat memberikan suara pada waktu yang telah ditentukan di negara tempat tinggalnya dapat memberikan suara di pintu-pintu bea cukai dan imigrasi hingga pukul 17.00 Ahad (28/5/2023).
Pada putaran pertama pemilu, warga negara Turki yang berada di luar negeri memberikan suara mereka di kantor perwakilan asing negara itu antara 27 April dan 9 Mei, dan di pintu-pintu bea cukai dan imigrasi hingga 14 Mei.
Aliansi Rakyat pimpinan Presiden Recep Tayyip Erdogan memenangkan suara mayoritas di parlemen, sementara pemilihan presiden berlanjut ke putaran kedua karena tidak ada kandidat yang meraih suara mayoritas, atau lebih dari 50 persen suara. Namun, Erdogan memimpin dengan 49,52 persen.
Erdogan akan menghadapi Kemal Kilicdaroglu, pemimpin oposisi utama Partai Rakyat Republik (CHP) dan kandidat gabungan dari enam partai oposisi Aliansi Bangsa, dalam pemilihan putaran kedua pada hari Ahad.