Selasa 30 May 2023 11:51 WIB

Erdogan Masih Memikat Para Pendukungnya Meski Turki Dilanda Krisis Ekonomi

Banyak yang menyakini Erdogan adalah orang terbaik untuk memperbaiki masalah Turki.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Kemenangan Presiden Recep Tayyip Erdogan dalam pemilu putaran kedua menunjukkan bahwa dia masih memikat warga Turki, kendati sudah 20 tahun berkuasa.
Foto: AP Photo/Ali Unal
Kemenangan Presiden Recep Tayyip Erdogan dalam pemilu putaran kedua menunjukkan bahwa dia masih memikat warga Turki, kendati sudah 20 tahun berkuasa.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Kemenangan Presiden Recep Tayyip Erdogan dalam pemilu putaran kedua menunjukkan bahwa dia masih memikat warga Turki, kendati sudah 20 tahun berkuasa. Banyak pendukung Erdogan meyakini, dia adalah orang terbaik untuk memperbaiki masalah negara.

Ratusan ribu pendukung Erdogan melambai-lambaikan bendera dan merayakan kemenangan hingga larut malam. Hal ini menggambarkan antusiasme yang dihasilkan Erdogan dan politiknya yang diilhami Islam, terlepas dari kesulitan ekonomi yang dihadapi negara.

Baca Juga

"Kemenangan adalah milik kita, betapa bahagianya kita. Bye-bye, Pak Kemal (Kilicdaroglu, kandidat capres oposisi) Alhamdulillah, Islam telah menang," kata seorang pendukung Erdogan yang menyebut namanya sebagai Banu, pada Ahad (28/5/2023).

"Hari ini adalah hari bahagia kita. Presiden kita menang. Saya merasa seperti sedang menunaikan ibadah haji ke Mekkah," ujar pendukung Erdogan lainnya, Omer, di antara ribuan orang yang berkumpul di Istana Kepresidenan di Ankara.

Erdogan telah membawa perubahan luas ke Turki, dan menegaskan pengaruhnya di panggung global. Erdogan menang setelah mengerahkan retorika konservatif dan nasionalis dalam serangan mematikan terhadap Kilicdaroglu.

Erdogan mampu menarik basis pemilih Muslim konservatif, dengan berulang kali menggambarkan oposisi sebagai pro-LGBT selama kampanye pemilu. Dia juga menuduh kandidat capres dari oposisi, Kemal Kilicdaroglu memiliki hubungan dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dipandang sebagai teroris, karena pemberontakan mematikan yang telah dilakukannya sejak 1984.

Kilicdaroglu menyebut klaim tersebut sebagai fitnah. Tetapi bagi Erdogan, klaim tersebut membantu mengalihkan perhatian dari masalah ekonomi, termasuk krisis biaya hidup. Para kritikus menuding krisis ekonomi terjadi akibat kebijakan ekonomi ortodoks pemerintahan Erdogan yang memangkas suku bunga di tengah inflasi yang melonjak.

Di tengah masa-masa sulit, beberapa pendukung Erdogan mengatakan dia adalah orang yang tempat untuk memperbaiki situasi. "Kami sangat mencintainya. Negara ini memiliki banyak masalah tetapi jika ada yang bisa menyelesaikannya, dia bisa," kata Nuran setelah memberikan suaranya di Istanbul.

Sementara para pemilih lainnya memberikan suara berdasarkan penilaian jangka panjang atas pemerintahan Erdogan. Mereka mengutip pertumbuhan kekuatan ekonomi dan diplomatik Turki sejak Erdogan berkuasa pada 2003.

"Saya memilih Erdogan karena dia adalah pemimpin dunia. Saya memilih dia karena saya menghargai hal-hal yang telah dia lakukan untuk Turki. Dia mengubah sistem kesehatan demi kebaikan. Dia membangun jalan," kata pekerja konstruksi Omer Kosekol (58 tahun) di Istanbul.

Gempa bumi dahsyat yang melanda Turki dan Suriah pada Februari lalu menjadi tantangan bagi pemerintahan Erdogan. Gempa ini menewaskan lebih dari 50 ribu orang. Kritikus menuduh pemerintahan Erdogan lambat menanggapi gempa. Selain itu pemerintahan Erdogan lemah dalam penegakan aturan pembangunan.

Tapi Partai AK pimpinan Erdogan menempati posisi teratas di 10 dari 11 provinsi yang dilanda gempa. Hal ini membantunya mengamankan mayoritas parlemen bersama sekutunya dalam pemilihan legislatif yang diadakan bersamaan dengan pemilihan presiden bulan ini.

Mantan anggota parlemen Partai AK, Ravza Kavakci, mengatakan, para pemilih telah memilih seorang pemimpin yang mereka percayai untuk membangun ekonomi, dan yang dipercaya untuk membangun rumah bagi mereka yang terkena dampak gempa bumi.

"Seseorang yang selalu mereka percayai untuk keamanan negara," ujar Kavakci.

Seorang profesor ilmu politik di Universitas Istanbul Bilgi, Emre Erdogan mengatakan, Presiden Erdogan telah berhasil menampilkan dirinya sebagai penyelamat nasional dari ancaman. Sekaligus mempertahankan dukungan pemilih konservatif yang telah lama terpinggirkan.

"Kesuksesannya didukung oleh kepercayaan para pemilih Erdogan pada kemampuannya untuk memecahkan masalah, meskipun ia menciptakan banyak masalah," ujar Emre Erdogan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement