REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Polisi Hong Kong menahan delapan orang, termasuk aktivis dan seniman, pada Sabtu (3/6/2023) malam jelang peringatan 34 tahun penumpasan di Lapangan Tiananmen Cina. Penangkapan ini menandai menyusutnya kebebasan berekspresi di Hong Kong.
Polisi mengatakan, empat orang telah ditangkap karena diduga mengganggu ketertiban di ruang publik atau melakukan tindakan dengan niat menghasut. Empat orang lainnya dibawa ke kantor polisi untuk diselidiki karena dicurigai melanggar ketenteraman publik.
Selama beberapa dekade, puluhan ribu warga Hong Kong mengadakan upacara menyalakan lilin di Taman Victoria setiap tanggal 4 Juni untuk memperingati tindakan keras terhadap pengunjuk rasa pro demokrasi pada 1989 Lapangan Tiananmen. Kemungkinan ribuan orang tewas dalam penindasan tersebut.
Selama pandemi, protes di Hong Kong jarang terjadi karena pembatasan Covid-19. Selain itu, banyak aktivis telah dibungkam atau dipenjara setelah Beijing memberlakukan undang-undang keamanan nasional menyeluruh pada 2019. Ketika Inggris menyerahkan Hong Kong ke Beijing pada tahun 1997, wilayah dijanjikan otonomi pemerintahan dan kebebasan berkumpul.
Peringatan Tiananmen tahun ini diperkirakan akan diredam. Banyak warga Hong Kong mencoba menandai acara tersebut secara pribadi karena tidak dianggap subversif oleh pihak berwenang.
Pada Sabtu pagi, aktivis Kwan Chun-pong dan Lau Ka-yee ditahan setelah muncul di dekat bekas tempat nyala lilin. Mereka akan melaksanakan aksi mogok makan selama sekitar 24 jam untuk berbagi penderitaan dengan para korban.
"Kami sekarang akan mulai berpuasa pada pukul 18.04," kata Lau yang membawa bunga di tangannya.
Mereka juga memegang kertas-kertas yang menyatakan bahwa mereka sedang berpuasa dan berkabung bagi para korban yang terbunuh di Tiananmen. Namun tindakan protes yang relatif ringan ini mendorong kehadiran petugas polisi dalam beberapa menit. Mereka menangkap para aktivis. Seorang petugas memperingatkan, para aktivis melanggar hukum karena memiliki niat menghasut. Polisi memerintahkan mereka untuk menghentikan kegiatan atau mereka akan ditangkap.
Beberapa menit kemudian, mereka dibawa pergi oleh polisi. Polisi mengatakan, keduanya ditangkap karena dicurigai melakukan tindakan dengan niat menghasut. Petugas juga menangkap seorang wanita lain karena pelanggaran yang sama dalam insiden terpisah. Saat malam tiba, polisi menangkap lima orang lainnya, termasuk dua artis, Sanmu Chen dan Chan Mei-tung.
"Warga Hong Kong, jangan takut. Jangan lupa besok tanggal 4 Juni," ujar Chen.
Polisi mengatakan, Chen menolak untuk bekerja sama setelah mendapat peringatan. Dia ditangkap atas dugaan perilaku tidak tertib di tempat umum.
Tidak diketahui apakah aktivis lain akan muncul untuk menghadiri peringatan peristiwa Tiananmen. Taman Victoria dipenuhi karnaval yang diselenggarakan oleh kelompok pro Beijing untuk merayakan penyerahan Hong Kong ke pemerintahan Cina. Penyelenggara mengatakan, mereka akan menampilkan bazaar dengan makanan dari seluruh Cina.