Pelaku adalah seorang pria bersenjata yank terpapar ideologi supremasi kulit putih. Dia melakukan penembakan dan menyiarkannya secara live di Facebook.
Dalam beberapa minggu setelah serangan itu, Ardern memimpin perubahan besar pada undang-undang senjata Selandia Baru dengan melarang senjata serbu. Lebih dari 50.000 senjata diserahkan kepada polisi selama skema pembelian kembali berikutnya.
Ardern mengatakan, dia masih memikirkan apakah dia akan menerima penghargaan tersebut. Karena sebagian besar tindakan yang dilakukan adalah pengalaman yang bersifat kolektif untuk semua warga Selandia Baru.
“Jadi bagi saya ini tentang keluarga saya, kolega saya, dan semua orang yang mendukung saya untuk melakukan pekerjaan yang sangat memuaskan itu," kata Ardern kepada 1News.
Ardern akan bergabung dengan Universitas Harvard akhir tahun ini. Dia mendapatkan beasiswa ganda di Harvard Kennedy School. Ardern juga mengambil peran tanpa bayaran untuk memerangi ekstremisme online.
Perdana Menteri Selandia Baru, Chris Hipkins, yang menggantikan Ardern mengatakan, pengabdian Ardern dalam menangani krisis sangat besar. Dia telah menghadapi beberapa tantangan terbesar di zaman modern.
"Memimpin tanggapan Selandia Baru terhadap serangan teroris 2019 dan pandemi Covid-19 mewakili periode tantangan berat bagi perdana menteri ke-40 kami, di mana saya melihat secara langsung bahwa komitmennya terhadap Selandia Baru tetap mutlak," kata Hipkins dalam sebuah pernyataan.