Selasa 06 Jun 2023 07:35 WIB

Jurnalis Israel yang Kritisi Joe Biden Diangkat Jadi Penasihat Pemerintahan Netanyahu

Dalam cuitannya, jurnalis Israel ini menyebut Biden tidak layak untuk memerintah.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Joe Biden dan Benjamin Netanyahu pada tahun 2016. Jurnalis Israel yang mengkritisi Biden jadi penasehat pemerintahan Netanyahu.
Foto: Al Arabiya
Joe Biden dan Benjamin Netanyahu pada tahun 2016. Jurnalis Israel yang mengkritisi Biden jadi penasehat pemerintahan Netanyahu.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menunjuk penasihat media baru, yaitu seorang jurnalis dengan stasiun televisi konservatif Israel, Gilad Zwick. Surat kabar Haaretz melaporkan, Zwick pernah melontarkan cuitan di Twitter yang mengkritisi Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.

Dalam cuitannya, Zwick menyebut Biden tidak layak untuk memerintah. Zwick mengatakan, perlahan tapi pasti Biden akan menghancurkan Amerika. Zwick juga membuat cuitan di Twitter yang mendukung klaim palsu mantan presiden Donald Trump bahwa pemilu AS 2020 telah dicurangi. Setidaknya salah satu cuitan Zwick telah dihapus di kemudian hari.

Baca Juga

Zwick tidak menanggapi permintaan komentar mengenai penunjukkannya sebagai penasihat pemerintah. Namun pada Senin (5/6/2023), Zwick menulis di Twitter-nya dalam bahasa Inggris bahwa, ketika mengkritisi Biden dia bertindak sebagai warga negara biasa.

"Saya tidak memegang pandangan itu hari ini dan saya akan bertindak secara profesional sepenuhnya di kantor perdana menteri," kata Zwick.

Zwick sebelumnya bekerja untuk Israel Hayom, yang merupakan surat kabar harian pro-Netanyahu.  Penunjukan Zwick terjadi ketika hubungan antara Israel dan sekutu terdekatnya, Amerika Serikat agak merenggang. Biden secara terbuka menyatakan keprihatinannya atas rencana pemerintahan Netanyahu untuk merombak sistem hukum. Langkah ini telah memicu protes massal yang berlanjut setiap minggu bahkan setelah rencana tersebut ditunda.

Pemerintahan Biden juga menyuarakan kegelisahan tentang pemerintahan Netanyahu, yang terdiri dari kelompok ultranasionalis yang pernah berada di pinggiran politik Israel dan sekarang memegang posisi senior yang berurusan dengan Palestina dan masalah sensitif lainnya. Di tengah ketegangan ini, Biden belum mengundang Netanyahu ke Gedung Putih setelah kemenangan pemilihannya akhir tahun lalu.

Kritikus menuduh Netanyahu secara bertahap menggeser Israel dari masalah bipartisan ke masalah irisan dalam politik AS. Netanyahu secara terbuka mendukung kandidat dari Partai Republik. Pidato Netanyahu di Kongres AS pada 2015 yang dipandang sebagai penghinaan terhadap pemerintahan Obama atas kesepakatan nuklirnya dengan Iran.  Netanyahu mengatakan ikatan Israel dengan AS tidak dapat dipatahkan.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement