Selasa 06 Jun 2023 14:18 WIB

Ukraina Tuduh Rusia Hancurkan Bendungan di Kherson

Akibat dihancurkannya bendungan, risiko banjir besar meluas di Kherson.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
Ukraina pada Selasa (6/5/2023), menuduh pasukan Rusia meledakkan bendungan utama dan PLTA di bagian selatan Ukraina  (ilustrasi).
Foto: ipenz.org.nz
Ukraina pada Selasa (6/5/2023), menuduh pasukan Rusia meledakkan bendungan utama dan PLTA di bagian selatan Ukraina (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Ukraina pada Selasa (6/5/2023), menuduh pasukan Rusia meledakkan bendungan utama dan pembangkit listrik tenaga air di bagian selatan Ukraina yang dikuasai Rusia. Akibatnya membuat air menyembur dari fasilitas yang diledakkan dan menimbulkan risiko banjir besar.

Pihak berwenang Ukraina memerintahkan ratusan ribu penduduk di daerah hilir sungai untuk mengungsi. Para pejabat Rusia membalas tudingan itu bahwa bendungan Kakhovka rusak akibat serangan militer Ukraina di daerah yang diperebutkan.

Baca Juga

Sebelumnya diingatkan, kegagalan bendungan Kakhovka dapat menumpahkan 18 juta meter kubik (4,8 miliar galon) air dan membanjiri Kherson serta lusinan daerah lain di hilir sungai di mana ratusan ribu orang tinggal. Rusaknya tampungan air ini juga mengancam pembangkit listrik tenaga nuklir yang diambil alih pihak Rusia di dekatnya.

Operator nuklir Ukraina, Energoatom, mengatakan, dalam sebuah pernyataan di Telegram bahwa jebolnya bendungan tersebut dapat menimbulkan konsekuensi negatif bagi pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia. Tetapi, pihaknya mengakui, saat ini situasi masih dapat dikendalikan.

Badan Energi Atom Internasional PBB menulis di Twitter bahwa para ahli sedang memantau situasi di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia di bagian hulu. Pihaknya juga menyebut tidak ada risiko keamanan nuklir yang segera terjadi di fasilitas tersebut.

Menurut Kelompok Kerja Konsekuensi Lingkungan Perang Ukraina, keruntuhan total pada bendungan akan menghanyutkan sebagian besar tepian kiri dan penurunan yang parah pada waduk. Kondisi ini berpotensi membuat pembangkit listrik tenaga nuklir tidak dapat melakukan pendinginan, di mana itu yang sangat penting dilakukan, termasuk juga akan mengeringkan suplai air di Krimea utara.

Presiden Volodymyr Zelenskyy mengadakan pertemuan darurat untuk menangani krisis ini, kata para pejabat Ukraina. Kementerian Dalam Negeri Ukraina langsung bertindak cepat.

Kementerian Dalam Negeri Ukraina menulis di Telegram bahwa bendungan Kakhovka telah diledakkan dan menyerukan kepada penduduk 10 desa di tepi kanan sungai dan beberapa bagian kota Kherson di hilir sungai untuk mengungsi.

Warga diminta mengumpulkan dokumen-dokumen penting dan hewan peliharaan mereka, mematikan peralatan rumah tangga dan pergi, sembari memperingatkan hindari kemungkinan disinformasi.

Wali Kota Nova Kakhovka yang dilantik oleh Rusia, Vladimir Leontyev, mengatakan pada Selasa bahwa sejumlah serangan terhadap pembangkit listrik tenaga air Kakhovka menghancurkan katup-katupnya, dan air dari waduk Kakhovka mulai mengalir ke hilir secara tak terkendali.

Leontyev mengatakan bahwa serangan tersebut merupakan aksi teroris yang sangat serius dan ia mengatakan bahwa pihak berwenang yang ditunjuk Moskow sedang mempersiapkan konsekuensi terburuk. Namun, tidak disebutkan kondisi mendesak untuk evakuasi penduduk kota.

Ukraina mengendalikan lima dari enam bendungan di sepanjang Dnipro, yang membentang dari perbatasan utara dengan Belarusia hingga ke Laut Hitam. Bendungan ini sangat penting untuk pasokan air minum dan listrik di seluruh negeri.

Rekaman dari apa yang tampak, seperti kamera pemantau yang menghadap ke bendungan yang beredar di media sosial, diklaim menunjukkan kilatan cahaya, ledakan, dan kerusakan bendungan.

Oleksandr Prokudin, kepala Administrasi Militer Regional Kherson, mengatakan dalam sebuah video yang diunggah ke Telegram tak lama sebelum pukul 7 pagi bahwa tentara Rusia telah melakukan tindakan teror lagi. Pihaknya juga memperingatkan bahwa air akan mencapai tingkat kritis dalam waktu lima jam.

Energoatom menulis bahwa waduk Kakhovka, di mana ketinggian air menurun dengan cepat, sementara pasokan air yang diperlukan agar PLTN dapat dialirkan ke kondensor turbin dan sistem keselamatan ZNPP menurun.

"Saat ini kolam pendingin stasiun sudah penuh: pada pukul 8 pagi, ketinggian air mencapai 16,6 meter dan ini cukup untuk kebutuhan stasiun," demikian pernyataan Energoatom.

Energoatom akan terus memantau situasi bersama dengan IAEA, begitu bunyi pernyataan itu.

Ukraina dan Rusia sebelumnya saling menuduh satu sama lain menargetkan bendungan tersebut dengan serangan. Sementara pada Oktober lalu Zelenskyy meramalkan bahwa Rusia akan menghancurkan bendungan tersebut untuk menyebabkan banjir.

Pihak berwenang, para ahli dan penduduk telah berbulan-bulan mengungkapkan kekhawatiran mereka tentang aliran dan ketinggian air di bendungan Kakhovka. Pada Februari, ketinggian air sangat rendah sehingga banyak yang khawatir akan terjadi ledakan di pembangkit nuklir Zaporizhzhia, yang sistem pendinginnya dipasok dengan air dari waduk Kakhovka yang ditampung bendungan.

Pada pertengahan Mei, setelah hujan lebat dan salju mencair, ketinggian air naik melebihi level normal, membanjiri desa-desa di sekitarnya. Citra satelit menunjukkan air membanjiri pintu air yang rusak.

Ukraina mengendalikan lima dari enam bendungan di sepanjang Sungai Dnipro, yang membentang dari perbatasan utara dengan Belarusia hingga ke Laut Hitam dan sangat penting bagi pasokan air minum dan listrik di seluruh negeri. Bendungan Kakhovka, yang berada paling hilir, dikendalikan oleh pasukan Rusia.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement