REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Iran mengklaim pada Selasa (6/5/2023) bahwa mereka telah menciptakan rudal hipersonik yang mampu melesat dengan kecepatan 15 kali kecepatan suara. Rudal ini juga mampu kalahkan sistem pertahanan udara saat ini.
Pengumuman ini muncul di tengah ketegangan Iran yang kian tinggi dengan Amerika Serikat (AS) terkait program nuklir Teheran. Televisi pemerintah Iran melaporkan bahwa rudal yang dinamai Fattah, atau "Penakluk" dalam bahasa Farsi, memiliki jarak tempuh hingga 1.400 kilometer (870 mil).
Laporan tersebut juga mengklaim bahwa rudal tersebut dapat dengan mudah melewati sistem pertahanan rudal regional mana pun. Meskipun tidak ada bukti yang mendukung klaim tersebut.
TV Iran telah menyiarkan apa yang dipamerkan seperti model rudal yang diresmikan oleh Garda Revolusi Iran, sebuah organisasi paramiliter garis keras di Republik Islam di hadapan Presiden Ebrahim Raisi. Garda Revolusi Iran kini telah memiliki gudang rudal balistik yang luas.
Pada bulan November, Jenderal Amir Ali Hajizadeh dari Garda Revolusi mengklaim bahwa Iran telah menciptakan rudal hipersonik, tanpa memberikan bukti untuk mendukungnya. Klaim tersebut muncul selama protes nasional yang terjadi setelah kematian Mahsa Amini, 22 tahun, pada September setelah penangkapannya oleh polisi moralitas negara tersebut.
Senjata hipersonik ini, diklaim dapat terbang dengan kecepatan lebih dari Mach 5, atau lima kali kecepatan suara. Dengan kecepatan ini, maka dapat menimbulkan tantangan krusial bagi sistem pertahanan rudal karena kecepatan dan kemampuan manuvernya.
Cina diyakini sedang mengejar mengerjakan kemampuan senjata ini, begitu juga Amerika. Rusia mengklaim telah memiliki senjata tersebut dan mengatakan bahwa mereka telah menggunakannya di medan perang di Ukraina.