REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pangeran Harry mengatakan peretasan ponsel di media Inggris mencapai skala industri. Ia mengatakan merasa tidak adil bila Pengadilan Tinggi di London tidak memutuskannya sebagai korban.
Harry merupakan anggota inti keluarga kerajaan yang memberikan bukti di pengadilan selama 130 tahun. Ia dicecar di kotak saksi di hari kedua sidang gugatannya terhadap tabloid-tabloid, yang menggunakan cara ilegal untuk mengincar sejak ia masih kecil.
Selama hampir lima jam Harry dicecar pengacara dari Mirror Group Newspapers (MGN), perusahaan induk Daily Mirror, Sunday Mirror dan Sunday People, Andrew Green. Harry dan 100 orang lainnya menggugat tabloid-tabloid itu mengumpulkan informasi dengan cara ilegal dari tahun 1991 sampai 2011.
Andrew mengatakan tidak ada bukti yang menunjukkan Harry korban peretasan ponsel. Ia membandingkannya dengan hasil penyelidikan polisi tahun 2005 yang mengarah pada keputusan bersalah mantan kepala redaksi News of World yang kini sudah bubar, Rupert Murdoch.
"Bila pengadilan menemukan anda tidak pernah diretas oleh jurnalis MGN mana pun, akankah anda lega atau anda akan kecewa," kata Green pada Harry, Rabu (7/6/2023).
"Itu hanya spekulasi, saya yakin peretasan ponsel sudah di skala industri di seluruh setidaknya tiga tabloid saat itu dan itu tidak diragukan lagi," jawab Harry.
"Untuk mengambil keputusan melawan saya dan orang lain yang mendukung saya dengan klaim mereka, mengingat Mirror Group telah mengakui peretasan, ya, saya akan merasa tidak adil.
Harry merespon dugaan Green yang mengindikasi ia ingin menjadi korban. "Tidak ada yang ingin ponselnya diretas," kata Harry.
MGN yang kini dimiliki Reach sudah mengakui pasal-pasal yang melibatkan peretasan ponsel seperti menyadap secara ilegal pesan suara dan menyelesaikan lebih dari 600 klaim. Tapi Green mengatakan tidak ada bukti Harry juga korban.
Ia berpendapat sejumlah informasi pribadi berasal atau mendapat persetujuan dari staf senior Buckingham Palace. Namun Harry dan penggugat lainnya berpendapat selama sidang tujuh pekan para redaktur senior dan petinggi MGN mengetahui dan mengizinkan perilaku tidak sah.
Dalam pernyataan kesaksian setebal 50 halaman dan selama ditanyai, Harry mengatakan pers Inggris bersalah, menghancurkan masa remajanya, merusak hubungan dengan teman-teman dan kekasihnya dan memicu paranoid dan ketidakpercayaan sejak 1996 ketika ia masih siswa sekolah.
Ia juga melanggar protokol keluarga kerajaan dengan mengatakan ia yakin pemerintah dan media Inggris mencapai "titik terendah." Hal ini disampaikan saat ia dengan marah mengatakan sudah jelas Putri Diana, korban peretasan ponsel sebelum meninggal tahun 1997.