Jumat 09 Jun 2023 11:26 WIB

Pemilu Teraneh di Muka Bumi Ini Terjadi di Afrika, Suara Pemenang Melebihi Jumlah Pemilih

Pemilu di Liberia pernah terjadi dengan penuh keanehan

Rep: Umar Mukhtar / Red: Nashih Nashrullah
Warga memasukan surat suara ke kotak suara. (Ilustrasi) Pemilu di Liberia pernah terjadi dengan penuh keanehan
Foto:

Setelah penghitungan suara, Thomas J Faulkner memiliki 9.000 suara, yang merupakan jumlah yang seharusnya memenangkan pemilihan. Namun, yang mengejutkan, Presiden Charles King mendapat 240 ribu suara!

Dengan kata lain, jumlah suara yang dihitung melebihi 1.660 persen dari persentase orang yang terdaftar untuk memilih menjadikannya pemilu dengan kecurangan yang paling aneh dalam sejarah.

Terlepas dari penipuan yang jelas dalam pemilihan tersebut, Charles King menjadi presiden untuk masa jabatan ketiga, sementara saingannya, Thomas J Faulkner, menuduh presiden terpilih mengizinkan perbudakan ada di Liberia.

Lebih buruk lagi, Thomas J Faulkner melaporkan bahwa beberapa pejabat tinggi pemerintah terlibat dalam pengiriman paksa pekerja ke Pulau Fernandobo di Spanyol untuk kerja paksa, dan menuduh mereka menggunakan tentara Liberia untuk mencapainya.

Setelah tuduhan Faulkner, banyak reaksi internasional terjadi, dan sebuah komite Liga Bangsa-Bangsa dibentuk untuk memeriksa tuduhan tersebut.

Pada 1930 panitia menerbitkan laporannya, yang menyimpulkan bahwa pertama, pengiriman pekerja ke Pulau Fernandobo dan Gabon dikaitkan dengan perbudakan, karena metode perekrutan disertai dengan paksaan.

Kedua, orang-orang yang memegang posisi resmi yang secara ilegal menyalahgunakan jabatan mereka untuk merekrut dengan bantuan Angkatan Darat Liberia. 

Ketiga, keterlibatan pejabat Amerika Serikat dalam kasus yang tidak hanya diuntungkan dari tindakan ini, tetapi juga lembaga asing besar yang berpartisipasi dalam prosedur ini, yaitu perusahaan "Ariston Rubber".

Setelah laporan tersebut dipublikasikan, Dewan Perwakilan Rakyat Liberia memulai proses pemakzulan terhadap Presiden King, yang buru-buru mengundurkan diri. 

Dengan demikian, dia lolos dari pengadilan publik karena konstitusi Liberia menyatakan bahwa tidak ada orang yang diadili karena kejahatan berat atau terkenal, kecuali dalam keadaan impeachment.

Banyak pejabat yang terlibat telah mengambil langkah serupa. King tidak diadili, dan dia menjabat sebagai menteri residen di Amerika pada  1947, kemudian menjadi duta besar untuk Amerika hingga 1947.

 

 

Sumber: arabicpost    

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement