Sabtu 10 Jun 2023 16:00 WIB

Arab Saudi: Normalisasi dengan Israel, Jika Nihil Manfaat Buat Apa?

Arab Saudi belum memastikan normalisasi hubungan dengan Israel

Rep: Mabruroh/ Red: Nashih Nashrullah
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan, menyatakan masih mengkaji normalisasi dengan Israel.
Foto: AP Photo/Alexander Zemlianichenko
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan, menyatakan masih mengkaji normalisasi dengan Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH — Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan mengatakan dorongan normalisasi antara Saudi dan Israel sangat kuat.

Namun menurutnya, normalisasi regional dengan Israel memiliki manfaat yang sedikit apabila dilakukan tanpa membawa kemerdekaan untuk Palestina.

Baca Juga

Percakapan tersebut disampaikan pangeran Faisal saat berbicara dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken pada Rabu lalu. Pertemuan mereka pun membahas upaya normalisasi yang telah dilakukan lebih dahulu oleh Uni Emirat Arab, Bahrain, Maroko, dan Sudan.

Arab Saudi telah berulang kali dikaitkan normalisasi dengan Israel, tetapi hal itu dengan tegas dibantah dan mengatakan bahwa Kerajaan hanya akan menjalin hubungan dengan Israel jika negara Palestina didirikan, sejalan dengan konsensus Liga Arab tentang masalah ini.

"Kami percaya bahwa normalisasi (dengan Israel) adalah demi kepentingan wilayah, bahwa itu akan membawa manfaat yang signifikan bagi semua," katanya dilansir dari New Arab, Sabtu (10/6/2023).

Tanpa menemukan jalan menuju perdamaian bagi rakyat Palestina, tanpa mengatasi tantangan itu, normalisasi apa pun akan memiliki manfaat terbatas.

"Oleh karena itu, saya pikir kita harus terus fokus untuk menemukan jalur menuju solusi dua negara, menemukan jalur untuk memberikan martabat dan keadilan kepada Palestina,” kata dia.

Pemerintahan mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump memimpin upaya normalisasi antara Israel dan negara-negara Arab, dengan Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan, dan Maroko semuanya mengumumkan bahwa mereka akan menjalin hubungan dengan Israel pada 2020. Kesepakatan itu memicu kemarahan besar-besaran di wilayah tersebut dan melihat penindasan berkelanjutan terhadap Palestina.

Baca juga: Masuk Islam, Zilla Fatu Putra Umaga Pegulat WWE Ini Beberkan Alasannya yang Mengejutkan

Sejak Presiden Joe Biden menjabat pada 2021, tidak ada pakta normalisasi lebih lanjut antara Israel dan negara-negara Arab, tetapi pemerintahnya terus mempromosikan hubungan Arab-Israel.

Dalam pertemuan tersebut, Blinken muncul untuk mempromosikan gagasan normalisasi lebih lanjut dengan Israel di wilayah tersebut.

"Teluk lebih terhubung dari sebelumnya - baik sebagai wilayah maupun dengan negara-negara di Timur Tengah yang lebih luas, termasuk Israel. Amerika Serikat akan terus memainkan peran integral dalam memperdalam dan memperluas normalisasi," katanya.

Arab Saudi, Qatar dan negara lainnya secara konsisten menentang normalisasi hubungan dengan Israel tanpa kesepakatan untuk Palestina.

Sumber: newarab 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement