Senin 12 Jun 2023 09:33 WIB

Kim Jong-un Serukan Peningkatan Kerja Sama dengan Rusia

Kim Jong-un telah berjanji untuk "bergandengan tangan" dengan Vladimir Putin

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un telah berjanji untuk
Foto: EPA-EFE/KCNA
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un telah berjanji untuk

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un telah berjanji untuk "bergandengan tangan" dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan meningkatkan kerja sama strategis pada tujuan bersama mereka untuk membangun negara yang kuat. Media pemerintah Korea Utara, KCNA pada Senin (12/6/2023) melaporkan, Kim membuat janji itu dalam sebuah pesan kepada Putin yang menandai Hari Nasional Rusia.

"Keadilan pasti menang dan rakyat Rusia akan terus menambah kejayaan dalam sejarah kemenangan," kata Kim dalam pesan yang dipublikasikan KCNA.  

Baca Juga

Kim menyerukan kerja sama strategis yang lebih erat dengan Moskow. "Berpegangan erat dengan presiden Rusia, sesuai dengan keinginan bersama rakyat kedua negara untuk memenuhi tujuan besar membangun negara yang kuat," ujar Kim.

Korea Utara telah berusaha untuk menjalin hubungan yang lebih dekat dengan Kremlin dan mendukung Moskow setelah menginvasi Ukraina tahun lalu. Korea Utara menyalahkan kebijakan hegemonik Amerika Serikat dan Barat atas invasi tersebut.

"Akar penyebab krisis Ukraina terletak pada kebijakan hegemonik AS dan Barat, yang memaksa diri mereka sendiri dalam kesewenang-wenangan dan penyalahgunaan kekuasaan terhadap negara lain," kata KCNA, mengutip juru bicara Kementerian Luar Negeri yang tidak disebutkan namanya.

Korea Utara menuduh Washington dan sekutunya mengabaikan tuntutan Rusia yang masuk akal dan sah untuk menjamin jaminan keamanan yang didukung secara hukum. Mereka secara sistematis melemahkan lingkungan keamanan Eropa dengan mengejar ekspansi Organisasi Perjanjian Atlantik Utara ke arah timur, termasuk secara terang-terangan mengerahkan sistem senjata serang.

"Kenyataan membuktikan sekali lagi bahwa selama ada kebijakan unilateral dan kesepakatan ganda AS yang mengancam perdamaian dan keamanan negara berdaulat, tidak akan pernah ada perdamaian di dunia," ujar KCNA.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement