REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Ahad (11/6/2023), mengatakan ia berencana untuk meminta bantuan badan intelijen dalam negeri Shin Bet untuk memerangi aksi kejahatan penyerangan dalam komunitas Arab di Israel.
"Kami bertekad untuk memerangi fenomena kriminal pembunuhan dalam masyarakat Arab, pertama dan terutama dari kepala ularnya - di organisasi kriminal itu," kata Netanyahu dalam sebuah rapat kabinet, dilansir dari Anadolu Agency.
Perdana Menteri Israel itu mengatakan bahwa pemerintahnya telah mengalokasikan anggaran yang sangat besar bagi polisi, "untuk mempekerjakan ribuan petugas dan membentuk Garda Nasional."
"Ini membutuhkan waktu," katanya menambahkan. "Kami tidak punya waktu, karena pembunuhan di komunitas Arab telah berubah menjadi momok bagi negara," katanya.
Pada hari Sabtu, pemimpin oposisi Israel Yair Lapid menyerukan pemecatan Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Itamar Ben-Gvir dengan latar belakang meningkatnya angka pembunuhan di komunitas Arab sejak ia menjabat.
"Netanyahu harus memecat Ben-Gvir," katanya dalam sebuah pernyataan. "Satu-satunya pengalamannya di bidang ini adalah sebagai seorang narapidana, dan dia tidak tahu apa yang dia lakukan. Sejak dia menjadi menteri, jumlah orang yang dibunuh telah meningkat 300 persen," katanya.
Ahmed Tibi, seorang anggota Knesset (parlemen Israel) keturunan Arab, mengatakan kepada Anadolu pada bulan Mei bahwa gelombang kejahatan di komunitas Arab Israel "diperparah oleh keterlibatan polisi Israel, karena mereka mengizinkan senjata diselundupkan dari pangkalan militer ke kota-kota Arab."
Menurut data resmi terbaru, populasi Arab Israel diperkirakan mencapai 2 juta jiwa, yang merupakan 21 persen dari total populasi negara tersebut yang berjumlah 9,7 juta jiwa. Jumlah pembunuhan telah mencapai 102 kasus pada tahun 2023, angka itu naik dari hanya 34 kasus pada periode yang sama di tahun 2022, menurut surat kabar Yedioth Ahronoth.
Ben-Gvir mulai menjabat sebagai menteri keamanan nasional dalam pemerintahan Netanyahu pada Desember 2022. Dia memiliki pandangan sayap kanan tentang Palestina dan telah menyerukan pemindahan mereka.
Ben-Gvir telah berulang kali bergabung dengan pemukim Israel dalam menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki. Pada November 2022, Presiden Israel Isaac Herzog memperingatkan dalam sebuah audio yang bocor bahwa "seluruh dunia khawatir" dengan pandangan ekstrem kanan Ben-Gvir.