REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menemui Sekretaris Jenderal (Sekjen) Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg di Gedung Putih. Pertemuan, Sabtu (11/6/2023) itu digelar saat NATO sedang mencari pengganti Stoltenberg yang akan segera turun jabatan.
Stoltenberg yang memimpin NATO sejak 2014 lalu dan sudah tiga kali masa jabatannya diperpanjang, pada awal tahun ini mengatakan akan turun setelah masa jabatannya saat ini berakhir pada September mendatang. Perebutan kursinya semakin memanas sebelum aliansi militer 31 negara menggelar pertemuan tahunan di Vilnius, Lithuania bulan depan.
Pekan lalu Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengusulkan Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace ke Biden. Presiden AS itu juga bertemu dengan Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen, salah satu bakal calon kandidat Sekjen NATO.
Saat ditanya mengenai posisi sekjen NATO dalam konferensi pers dengan Sunak, Biden mengatakan Wallace "sangat memenuhi syarat" tapi ia menegaskan pembahasan dengan pemimpin-pemimpin NATO untuk menemukan "konsensus" mencari pengganti Stoltenberg masih berjalan. Opini Biden sangat besar pengaruhnya karena anggaran pertahanan AS lebih besar dari negara-negara lainnya.
Frederiksen juga mengecilkan kemungkinan ia maju sebagai calon kandidat sekjen NATO saat bertemu Biden pekan lalu. Perempuan berusia 45 tahun itu menolak menjawab apakah ia membahas posisi tersebut dengan Biden.
"(Saya) tidak ingin melanjutkan spekulasi mengenai NATO," katanya. NATO tidak pernah memiliki sekjen perempuan.
Seorang pejabat pemerintah Inggris yang tidak memiliki wewenang berbicara mengenai masalah posisi sekjen NATO ke publik dan meminta namanya tidak diungkapkan mengatakan Sunak ingin memastikan pemimpin NATO berikutnya "melanjutkan modernisasi Stoltenberg."
"Namun juga memahami pentingnya pengeluaran pertahanan di masa kritis," katanya.
Denmark tertinggal dari target NATO yang meminta negara anggotanya menghabiskan 2 persen produk domestik bruto mereka untuk militer pada tahun 2030. Namun bulan lalu pemerintah moderat mengatakan akan menginvestasikan 143 miliar kroner atau 20,6 miliar dolar AS untuk pertahanan selama beberapa dekade ke depan.
Biden dan Stoltenberg diperkirakan juga membahas invasi Rusia ke Ukraina dan upaya untuk membujuk Turki berhenti menghalangi Swedia bergabung dengan NATO. Swedia dan Finlandia yang dalam sejarahnya tidak beraliansi atau bersekutu bergabung dengan NATO setelah invasi Rusia ke Ukraina.
Awalnya Turki menghalangi dua negara itu bergabung dengan NATO sebelum akhirnya menyetujui keanggotaan Finlandia tapi masih menolak Swedia. Sejak Presiden Tayyip Erdogan kembali terpilih di Turki pada bulan lalu Biden berjanji Swedia akan segera bergabung dengan NATO.
"Itu akan terjadi, saya berjanji pada anda," kata Biden mengenai bergabungnya Swedia ke NATO pada awal bulan ini.