REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Pemerintah Malaysia kembali melakukan penyemaian awan di atas Pulau Pinang, Negara Bagian Penang, Senin, guna menghasilkan hujan di atas dua waduk di pulau tersebut. Angkatan Udara Kerajaan Malaysia (TUDM) bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana Malaysia (NADMA) menyemai awan dengan 800 kilogram garam dan 6.000 liter air yang disiapkan Departemen Meteorologi Malaysia (MET Malaysia) guna menghasilkan hujan di atas dua bendungan di Pulau Pinang.
"Operasi penyemaian yang dilakukan hingga Selasa (13/6) yang menyasar kawasan sekitar Waduk Teluk Bahang dan Air Itam di Pulau Pinang tersebut merupakan yang kedua kalinya atas permintaan Pemerintah Negeri Pulau Pinang," kata Menteri di Departemen Perdana Menteri untuk Sabah, Urusan Sarawak dan Tugas Khusus Armizan Mohd Ali.
Operasi penyemaian awan di atas kawasan yang sama dilakukan pada 2-4 Mei lalu dan, menurut dia, berhasil 100 persen hujan di kawasan yang disasar. Menurut dia, operasi penyemaian awan yang menggunakan pesawat C130 Hercules kali ini sebagai langkah awal untuk mengatasi penyusutan air di kedua waduk, di mana saat ini kapasitas air di Waduk Air Itam hanya tersisa 48,6 persen, sedangkan Waduk Teluk Bahang tersisa 44,4 persen.
Ia mengatakan, probabilitas prakiraan hujan turun untuk operasi itu sekitar 80 persen karena kelembapan atmosfer yang relatif rendah. Pemerintah Malaysia memutuskan memperkuat kesiapsiagaan menghadapi dampak fenomena cuaca panas dan kering selama Monsun Barat Daya yang menurut MET Malaysia, mulai terjadi pada 15 Mei lalu dan diperkirakan akan berlanjut hingga September 2023.
Pada masa tersebut, MET Malaysia memperkirakan curah hujan menjadi rendah di sebagian besar kawasan sehingga menyebabkan cuaca panas dan kering. Untuk itu, Armizan mengatakan pemerintah negeri dapat mengajukan bantuan operasi penyemaian awan untuk membantu meningkatkan kapasitas air di kawasan tadahan hujan agar dapat menjamin persediaan air tetap dapat disalurkan bagi masyarakat.